Pasang Iklan

ads ads ads ads ads ads

Sunday, 30 May 2010

Penerapan Kurikulum di Indonesia


1. Perubahan kurkulum yang terjadi di Indonesia
a. Rencana Pelajaran 1947.
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. Silabus mata pelajarannya jelas sekali. Seorang guru mengajar satu mata pelajaran.
b. Rencana Pelajaran Terurai 1952.
Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
c. Kurikulum 1968.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan
d. Kurikulum 1975.
Pengembangan kurikulum 1975 menggunakan pendekatan prosedur pengembangan system instruksional (PPSI) yang berorentasi pencapaian tujuan.
e. Kurikulum 1985 dan 1994
Kurikulum 1984 dan kurikulum 1994 menekankan pada orientasi akademik dan isi.
f. Kurikulum 2004.
1) Menekankan pada kompetensi.
2) Peraturan pemerinta nomor 25 tahun 2000 memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan standar nasional pendidikan yaitu standar isi, standar proses, kompetensi lulusan, penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah.
3) Dalam kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka dasar, standar bahan kajian, standar kompetensi mata pelajaran yang disusun untuk masing-masing mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan.
g. Kurikulum 2006.
1) Menekankan pada kompetensi.
2) Implementasi UU No 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain satandar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan.
2. Prinsip Penyusunan Materi Pembelajaran Penjas.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyususnan materi pembelajaran adalah prinsip relevansi, konsistensi dan kecakupan. “prinsip Relevansi artinya keterkaitan materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Prinsip konsistensi artinya keajegan jika kompetensi dasar yang harus dikuasai jika kopetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam gerakan. “prinsip kecakupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan tidak bolah terlalu sedikit tidak boleh terlalu bnyak. Jika terlalu bnyak akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar sedangkan jika terlalu banyak akan membuang-buang awaktu dan tenaga yang tidak perlu.
3. Manajeman Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Manajemen kurikulum berbasis kompetensi pada dasarnya mengelola semua komponen yang terkait dengan pelaksanaan pelaksanaan kurikulum yaitu
a. Standar kurikulum siswa.
b. Strategi Belajar mengajar.
c. Lama pendidikan.
d. Alokasi waktu belajar.
e. Penilaian.

4. Beberapa Model Alternatif untuk pengajaran Pendidikan Jasmani.
Model yang dikembangkan oleh siedentop, mand dan taggart (1986) sebagai berikut :
a. Pengajaran langsung/pemerintah.
b. Pengajaran Tugas /pos.
c. Penajaran kelompok.
d. Pengajaran system kontrak.
e. Manajemen kontigensi.
Model yang dikembangkan oleh Mosston (1966) yang didasarkan pada asumsi bahwa keputusan terhadap proses dan produk pengajaran hendaknya bergeser dari pengajaran terpusat pada guru keterpusat pada anak, darisiswa terkait menjadi katif. Model tersebut yaitu :
a. Model komando.
b. Pengajaran tugas.
c. Pengajaran berpasangan.
d. Pengajarn kelompok.
e. Program individu.
f. Penemuan terbimbing.
g. Pemecahan masalah.

No comments:

Post a Comment