Pasang Iklan

ads ads ads ads ads ads

Friday 29 June 2012

Otot Rangka


Definisi Otot Rangka


Otot  rangka merupakan sejenis otot berstria yang menghubungkan antara satu tulang ke tulang yang lain. Otot rangka digunakan untuk pergerakan dan postur badan, dengan mengenakan daya kepada tulang dan sendi melalui pengecutan. Otot rangka mengecut secara terkawal melalui stimulasi saraf.
Sel otot rangka mempunyai bentuk silinder panjang dan nukleus berbilang. Nukleus otot ini terdapat di bawah membran plasma yang mengosongkan bahagian tengah gentian otot untuk miofibril. Aturan unik ini membenarkan pergerakan yang lebih berkesan. Otot ini biasanya mempunyai salah satu hujungnya terlekat kepada tulang pegun seperti skapula, dan hujung satu lagi melintasi sendi dan melekat kepada tulang yang lain seperti humerus).
  Otot rangka melekat pada tulang dan meliputi tulang rangka. Fiber otot rangka merupakan sel otot yang terpanjang, mempunyai jalur yang jelas dan terkawal. Walaupun otot rangka dikawal oleh sistem saraf jenis otot ini sahaja boleh dikawal secara sedar. Otot rangka juga bertanggungjawab bagi semua pergerakan badan. Halaju penguncupan fiber otot rangka bergantung kepada jenis fiber sama fiber sentak cepat atau fiber sentak lambat. Fiber sentak cepat digunakan untuk pergerakan yang cepat. Manakala fiber sentak lambat digunkan untuk pergerakan yang lebih perlahan. Sebagai contoh, pelari pecut 100 meter mempunyai peratusan fiber sentak cepat yang tinggi berbanding dengan pelari marathon.
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar.
Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.
Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
     
      Pengaruh Latihan Terhadap Kerja Otot Rangka
Sebagai langkah awal, perlu kiranya Saudara ingat kembali bahwa garis besar penilaian kemampuan kerja otot adalah kekuatan maksimumnya (yaitu kemampuan maksimum otot menghasilkan gaya pada satu kontraksi otot), yang disebut juga muscle strength dan daya tahan otot dalam mempertahankan kontraksi (atau kerja otot) yang disebut sebagai muscle endurance.  Pada latihan otot, prinsip latihan yang sangat penting adalah Progressive overload principle.
Maksud prinsip ini adalah agar otot dapat meningkat kekuatannya harus diberi beban kerja di atas beban kerja yang biasa dilakukan oleh otot tersebut, dan selanjutnya setelah otot tersebut menjadi lebih kuat maka beban yang diberikan harus lebih tinggi lagi untuk menghasilkan kemampuan yang lebih meningkat.  Dengan menerapkan program latihan yang memperhatikan prinsip ini, maka otot senantiasa akan memperoleh rangsang yang memungkinkannya berubah, atau dengan kata lain mengalami adaptasi latihan.   Otot rangka memperlihatkan kemampuan berubah atau plastisitas yang besar dalam memberi respon terhadap berbagai bentuk perlatihan.  Plastisitas ini berupa adaptasi aktivitas kontraksi yang berbeda akibat bentuk latihan yang berbeda, yang dalam hal ini adalah latihan kekuatan (strength) dan daya tahan (endurance).  Di tingkat seluler, adaptasi latihan dapat terlihat sebagai akumulasi sejumlah protein yang penyebab utamanya adalah perubahan ekspresi gen.  Di tingkat organ, perbedaan ini tampak sebagai otot rangka yang berbeda karakteristiknya.   Dalam suatu latihan otot, beban kerja diberikan dalam bentuk massa yang harus dilawan atau dipindahkan oleh gaya kontraksi otot.  Dengan memperhatikan besar beban (resistance/intensity) dan ulangan kontraksi otot (repetitions), pembebanan terhadap otot dapat diatur.  Secara umum, peningkatan kekuatan otot dapat dicapai dengan latihan beban besar untuk kurang dari 6 kontraksi otot (higher resistances (high intensity) and lower repetitions) sedangkan daya tahan otot meningkat pada latihan beban ringan untuk kontraksi otot lebih dari 20 kali (lower resistances and higher repetitions).  Perhatikan bahwa setiap jenis latihan tersebut merupakan rangsang yang sifatnya spesifik yang akan menghasilkan suatu bentuk adaptasi otot yang juga bersifat spesifik.  Sifat spesifik dari perangsangan ini juga berlaku khusus pada otot/kelompok otot yang diaktifkan sehingga analisis kerja otot – khususnya otot penggerak utama (prime mover) – pada berbagai bentuk latihan harus diperhatikan agar latihan otot dapat mencapai tujuan.
Pada suatu latihan kekuatan otot, peningkatan kekuatan otot awalnya disebabkan oleh perbaikan kontrol sistem saraf motorik seperti penyelarasan rekrutmen motor unit, penurunan penghambatan autogen Golgi tendon organ, koaktivasi otot agonis dan antagonis serta frekuensi impuls motorik yang menuju motor unit.  Perubahan struktur dapat terjadi sebagai akibat latihan kekuatan, baik di neuromuscular junction maupun di serat otot.  Pembesaran otot, atau disebut juga hipertrofi otot dapat terjadi sebagai akibat dari latihan kekuatan otot.  Pada otot yang hipertrofi terjadi peningkatan jumlah miofibril, filamen aktin dan miosin, sarkoplasma, serta jaringan penunjang lainnya.  Peningkatan pembentukan protein yang dipengaruhi oleh testosteron diduga sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan ini     Akibat latihan daya tahan, otot juga akan mengalami sedikit hipertrofi namun adaptasi terbesar terjadi pada proses biokimiawi di dalam otot.  Mitokondria otot meningkat jumlahnya, disertai peningkatan jumlah dan aktivitas enzim oksidatif yang ditunjang oleh perubahan struktur lain yang menunjang peningkatan kerja otot seperti peningkatan mikrosirkulasi otot.  Penelitian selanjutnya memperlihatkan bahwa otot yang terlatih daya tahannya (endurance-trained) dapat lebih efektif menggunakan trigliserida, glukosa dan asam lemak bebas sebagai sumber energi sedemikian rupa sehingga sumber energi utama otot tersebut pada waktu exercise berubah dari karbohidrat menjadi lemak.

Belajar Gerak


Motor learning berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata, yakni: motor dan learning. Motor artinya gerak dan Learning adalah belajar. Jadi secara harafiah motor learning adalah belajar gerak, yang selanjutnya akan dipakai pengertian tersebut dalam penulisan ini. Namun para ilmuan olahraga dalam menjelaskannya tidak hanya pada pengertian kata saja tetapi dijelaskan tentang maknanya.
Menurut Richard (2001:3) motor learning dibagi menjadi empat yaitu skill, motor skill, action, and movement. Namun dalam klasifikasi itu dapat dicermati keterampilan yang baik dapat terbentuk karena ada gerakan yang terampil, dan gerakan yang terampil dapat terjadi karena ada aksi, aksi ini timbul karena ada pergerakan. Keempat factor ini dapat terbentuk disebabkan oleh aktivitas fisiologos manusia yang meliputi alat-alat gerak tubuhyang terdiri dari otot sebagai penggerak aktif, tulang sebagai penggerak pasif dan saraf sebagai pengatur gerak.
Menurut Schmidt (1988: 346) Motor Learning adalah serangkaian proses internal berkaitan dengan praktek atau pengalaman yang akan membentuk perubahan permanent relative terhadap kemampuan untuk merespons. Selanjutnya, Poole (1991: 45) Motor Learning adalah hanya mengajar nauromuscular sistem untuk melaksanakan suatu tugas yang spesifik dengan pertunjukan yang dapat direproduksi secara konsisten. Jadi pengertian motor learning ini beraneka ragam, dan berdasarkan pendapat para ahli diatas dapatlah dirumuskan motor learning yang diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu belajar gerak adalah: suatu proses pembentukan sistematika kognitif tentang gerak yang kemudian diaplikasikan dalam psikomotor mulai dari tingkat keterampilan gerak yang sederhana ke keterampilan gerak yang kompleks sebagai gambaran fisiologis yang dapat membentuk psikologis untuk mencapai otomatisasi gerak.