Studi yang diakukan oleh Tsintzas dkk seperti yang dipublikasikan dalam International Journal of Sports Nutrition pada tahun 1993 merupakan salah satu dari banyaknya penelitian yang memperlihatkan pengaruh positif konsumsi karbohidrat terhadap perfoma olahraga ketahanan (endurance). Pada penelitian ini, sesi latihan olahraga lari jarak jauh 30 km yang melibatkan 7 atlet lari jarak jauh profesional dilakukan dengan 2 kondisi yang berbeda, dimana dalam tiap sesi latihan yang terpisah dalam interval waktu 10 hari ini, atlet-atlet profesional tersebut akan diberikan konsumsi air putih biasa atau air putih yang ditambahkan dengan karbohidrat. Konsumsi tersebut kemudian akan diberikan sebanyak 250 ml sebelum latihan dimulai dan diberikan secara kontinu sebanyak 150 ml setiap 5 km.
Hasil dari penelitian ini kemudian memperlihatkan bahwa atlet professional yang diberikan suplementasi karbohidrat dapat menyelesaikan sesi latihan lari jarak jauh 30 km dengan waktu yang lebih cepat (128.3±19.9 menit vs 131.2±18.7 menit) jika dibandingkan ketika hanya mengkonsumsi air putih biasa. Salah satu penelitian lain yang mempelajari pengaruh konsumsi karbohidrat terhadap performa olahraga endurance juga pernah dilakukan oleh Ivy J.L. seperti yang telah dipublikasikan dalam Medicine & Science in Sports & Exercise tahun 1979. Di dalam penelitian ini, atlet sepeda terlatih akan diberikan konsumsi larutan pembanding non-karbohidrat pada sesi latihan I dan akan diberikan konsumsi air putih yang ditambahkan karbohidrat glukosa sebanyak 0.2 gr/kg berat tubuh pada sesi latihan yang II. Konsumsi larutan ini kemudian akan diberikan tiap 15 menit selama 90 menit pertama dalam sesi olahraga bersepeda yang akan berlangsung selama 2 jam. Hasil dari penelitian ini kemudian menunjukan peningkatan kapasitas kerja sebesar 11% dalam 30 menit terakhir ketika subjek diberikan larutan yang diberikan tambahan karbohidrat.
Pengaruh positif konsumsi karbohidrat dalam kegiatan olahraga endurans ini diperkirakan disebabkan oleh adanya tambahan glukosa dari hati ke dalam aliran darah sehingga level glukosa di dalam darah dapat dipertahankan. Pada awal berolahraga, ketika tubuh masih memilki simpanan glikogen yang cukup, karbohidrat (glukosa) yang terdapat di dalam aliran darah hanya akan memberikan kontribusi sebesar 25% terhadap laju produksi energi melalui pembakaran karbohidrat, namun dengan semakin bertambahnya waktu, ketika persediaan simpanan glikogen otot semakin terbatas, glukosa yang tedapat di dalam aliran darah kemudian akan berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh. Karena karbohidrat yang dikonsumsi saat berolahraga juga dapat tersimpan di dalam hati, maka ketika tubuh membutuhkan tambahan energi, hati kemudian akan mengeluarkan glukosa ke dalam aliran darah sehingga level glukosa darah & laju pembakaran karbohidrat dapat dipertahankan. Proses inilah yang kemudian akan membantu untuk menghambat terjadinya kelelahan dalam olahraga ketahanan yang biasanya berdurasi panjang.
Sumber : Nutrisi, Energi & Performa Olahraga Oleh M. Anwari Irawan (2007)
No comments:
Post a Comment