Pasang Iklan

ads ads ads ads ads ads

Tuesday 29 November 2011

Energi Saat Olahraga

Kebutuhan energi pada   saat berolahraga dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi yang tersimpan di dalam tubuh yaitu melalui  pembakaran karbohidrat, pembakaran lemak, serta kontribusi sekitar 5% melalui pemecahan protein. Diantara ketiganya, simpanan protein bukanlah merupakan sumber energi yang langsung dapat digunakan oleh tubuh dan protein baru akan terpakai jika simpanan  karbohidrat ataupun lemak tidak lagi mampu untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Penggunaan antara lemak ataupun karbohidrat oleh tubuh sebagai sumber energi untuk  dapat mendukung  kerja otot akan ditentukan oleh 2 faktor yaitu  intensitas serta durasi olahraga yang dilakukan. Pada olahraga intensitas rendah (±25 VO  max) dengan waktu durasi yang panjang seperti jalan kaki atau lari-lari kecil, pembakaran  lemak akan memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan  pembakaran karbohidrat dalam hal produksi energi tubuh. Namun walaupun lemak akan berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh dalam olahraga dengan intensitas rendah, ketersediaan karbohidrat tetap akan dibutuhkan oleh tubuh untuk menyempurnakan pembakaran lemak serta untuk mempertahankan level glukosa darah. Pada olahraga  intensitas moderat-tinggi  yang bertenaga seperti sprint atau juga pada olahraga beregu seperti  sepakbola atau bola basket , pembakaran  karbohidrat akan berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh dan akan memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan pembakaran  lemak dalam memproduksi energi di dalam tubuh. Kontribusi pembakaran karbohidrat sebagai sumber energi utama tubuh akan meningkat hingga sebesar 100% ketika intensitas olahraga berada pada rentang 70-95% VO  max.
1.   Protein.   Protein merupakan salah satu jenis  nutrisi yang mempunyai fungsi penting sebagai bahan dasar bagi pembentukan  jaringan tubuh atau  bahan dasar  untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang telah  rusak. Selain dari kedua fungsi tersebut, protein juga akan mempunyai fungsi  sebagai bahan pembentuk hormon dan pembentuk enzim yang akan kemudian juga akan terlibat dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Kebutuhan protein bagi  seorang atlet disebutkan berada  berada pada rentang 1.2-1.6 gr/kg berat badan per-harinya dan nilai ini berada diatas kebutuhan protein bagi non-atlet yaitu sebesar 0.6-0.8 gr/kg berat badan. Peningkatkan kebutuhan protein bagi atlet  ini disebabkan oleh karena atlet lebih beresiko untuk mengalami kerusakan jaringan ototn terutama saat menjalani latihan/pertandingan olahraga yang berat.  Selain itu pada olahraga yang bersifat ketahanan (endurance) dengan durasi panjang sebagian kecil asam amino dari protein juga akan digunakan sebagai sumber energi terutama saat simpanan glikogen sudah semakin berkurang. Oleh karena hal-hal  tersebut diatas maka kebutuhkan konsumsi protein seorang atlet dalam kesehariannya akan relatif  lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan non-atlet. Pengunaan protein sebagai sumber energi tubuh saat berolahraga biasanya akan dicegah  karena hal tersebut  akan menganggu fungsi utamanya sebagai bahan pembangun tubuh dan fungsiya untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang rusak. Dan dalam hubungannya dengan laju produksi energi di dalam tubuh, pemecahan protein jika  dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat maupun lemak juga  hanya akan memberikan kontribusi yang relatif  kecil. Pada saat berolahraga terutama olahraga yang bersifat ketahanan,  protein  dapat memberikan kontribusi sebesar 3-5% dalam produksi energi tubuh dan kontribusinya ini dapat mengalami  peningkatan melebihi  5% apabila simpanan glikogen &  glukosa darah sudah semakin berkurang sehingga  tidak lagi mampu untuk mendukung kerja otot. Melalui asam amino  yang dilepas oleh otot atau yang berasal dari jaringan-jaringan  tubuh lainnya, liver (hati) melalui proses gluconeogenesis dapat mengkonversi asam amino atau substrat lainya menjadi glukosa untuk kemudian mengeluarkannya ke dalam aliran darah  agar konsentrasi  glukosa darah dapat dipertahankan pada level normal. Namun pengunaan protein sebagai sumber energi seperti yang telah disebutkan akan  mengurangi fungsi utamanya sebagai bahan pembangun tubuh serta juga fungsinya untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang rusak. Selain itu, pembakaran protein sebagai sumber energi juga akan memperbesar resiko terjadinya dehidrasi akibat dari adanya produk samping berupa nitrogen yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urin. Oleh karena itu untuk mencegah pemakaian protein secara berlebihan sebagai sumber energi  saat berolahraga, seorang atlet diharapkan untuk mengkonsumsi karbohidrat yang cukup agar dapat meningkatkan simpanan glikogen dan  juga dapat  menjaga level glukosa darah di dalam tubuh. 
2.   Lemak.   Di dalam tubuh, lemak dalam bentuk trigliserida akan  tersimpan dalam   jumlah yang terbatas  pada  jaringan otot dan akan tersimpan dalam jumlah yang  cukup besar pada  jaringan adipose. Ketika sedang berolahraga, trigliserida yang tersimpan ini dapat    terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas (free fatty acid / FFA) untuk kemudian menghasilkan energi. Pada olahraga dengan intensitas rendah sepeti jalan kaki atau lari-lari kecil, ketika kebutuhan  energi  rendah dan kecepatan ketersediaan energi bukanlah merupakan hal yang penting,  simpanan lemak akan memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber energi utama bagi  tubuh. Kontribusi simpanan lemak sebagai sumber energi tubuh baru  akan  berkurang apabila terjadi peningkatan intensitas dalam berolahraga. Pada saat terjadinya peningkatan intensitas olahraga yang  juga akan  meningkatkan kebutuhan energi, pembakaran lemak akan memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat untuk  memenuhi kebutuhan energi di dalam tubuh. Walaupun pembakaran lemak ini memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat saat intensitas olahraga meningkat, namun kuantitas lemak yang terbakar tetap akan lebih besar jika dibandingkan saat berolahraga dengan intensitas rendah. Pada saat  berolahraga kompetitif dengan intensitas tinggi, pengunaan lemak sebagai sumber energi tubuh akibat dari mulai  berkurangnya simpanan glikogen otot dapat menyebabkan  tubuh terasa lelah sehingga   secara perlahan  intensitas olahraga akan menurun. Hal ini disebabkan  karena produksi energi melalui pembakaran  lemak  berjalan lebih  lambat jika dibandingkan dengan laju produksi energi melalui pembakaran  karbohidrat walaupun pembakaran lemak akan menghasilkan energi yang  lebih besar (9kkal/gr) jika dibandingan dengan   pembakaran karbohidrat (4 kkal/gr). Perlu juga untuk diketahui bahwa jaringan adipose dapat menghasilkan asam lemak bebas dalam jumlah yang tidak terbatas, sehingga kelelahan serta penurunan performa yang terjadi pada saat  berolahraga  tidak akan  disebabkan oleh penurunan simpanan lemak  tubuh. 

3.   Karbohidrat.   Karbohidrat merupakan nutrisi sumber energi yang tidak hanya  berfungsi untuk mendukung aktivitas fisik seperti berolahraga namun karbohidrat  juga merupakan sumber energi utama bagi sistem pusat syaraf termasuk otak. Di dalam tubuh, karbohidrat yang  dikonsumsi oleh manusia dapat  tersimpan di dalam hati dan otot sebagai simpanan energi dalam bentuk glikogen.  Total karbohidrat yang dapat   tersimpan di dalam tubuh orang dewasa kurang lebih sebesar  500 gr atau mampu untuk  menghasilkan energi  sebesar 2000 kkal. Di dalam tubuh manusia,  sekitar  80% dari karbohidrat ini   akan tersimpan sebagai glikogen di dalam otot, 18-22% akan tersimpan sebagai glikogen di dalam hati dan sisanya akan bersirkulasi di dalam aliran darah dalam bentuk glukosa. Pada saat berolahraga terutama olahraga dengan intensitas moderat-tinggi, kebutuhan energi bagi tubuh  dapat terpenuhi melalui  simpanan  glikogen, terutama glikogen otot  serta  melalui simpanan    glukosa yang terdapat di dalam  aliran darah (blood glucose) dimana ketersediaan glukosa di dalam aliran darah ini dapat dibantu oleh glikogen hati agar   levelnya  tetap berada pada keadaan   normal. Proses pembakaran 1 gram karbohidrat akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Walaupun nilai ini relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan  energi hasil pembakaran  lemak, namun proses metabolisme energi karbohidrat akan mampu untuk menghasilkan ATP (molekul dasar pembentuk energi) dengan kuantitas yang lebih besar serta dengan laju yang lebih cepat jika dibandingkan dengan  pembakaran lemak.
Sumber : Nutrisi, Energi & Performa Olahraga Oleh M. Anwari Irawan (2007)

No comments:

Post a Comment