Pasang Iklan

ads ads ads ads ads ads

Sunday, 20 December 2009

Pertumbuhan dan Perkembangan Gerak Pada Remaja

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Perkembangan individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang kembali. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru. Pada perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula mulai pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh hormin tersebut.
Bimbingan orang tua terhadap anak pada suai remaja sangatlah dibutuhkan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Agar orang tua dapat memberikan bimbingan kepada putra-putrinya hendaknya mengetahui perkembangan fisik remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan “Perkembangan Fisik Remaja” dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana defenisi remaja ?
2. Bagaimana tahapan-tahapan perkembangan fisik remaja ?
3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja ?
C. Tujuan
1. Untuk menngetahui pengertian remaja
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan perkembangan fisik remaja
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Remaja
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbedaan pendapat tentang remaja namun pada intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah puberty (inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian dan keperempuanan. Ada pula yang menyebutkan istilah adulescento (latin) yaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan. Istilah yang dipakai di Indonesia para ahli psikologi juga bermacam-macam pendapat tentang definisi remaja.
Disini dapat diajukan batasan remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Menurut Sarlito (1991), tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku secara nasional. Masalahnya adalah karena Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat dan tingkatan sosial ekonomi, maupun pendidikan. Sebagai pedoman umum remaja di Indonesia dapat digunakan batasan usia 11 – 24 tahun dan belum menikah.(Sunarto : 1998 : 56). Batasan usia 11 – 24 tersebut didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (criteria fisik)
2. Usia 11 tahun dianggap oleh masyarakat Indonesia sebagai masa akil balig, baik menurut adat maupun agama, sehingga mereka tidak diperlakukan sebagai anak-anak. (kriteria sosial ).
3. Pada usia tersebut mulai ada tanda – tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas (ego identity), tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif maupun moral.
4. Batas usia 24 merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka kriteria sampai pada usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang lain, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara tradisi)
5. Status perkawinan sangat menentukan, karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Seorang kriteria sudah menikah diusia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa.
Batasan usia diatas adalah sebagian pendapat dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi, pendapat lain tentang batasan usia remaja dikemukakan oleh Hurlock (1964) bahwa batasan usia remaja itu antara 13 sampai 21 tahun, yang terbagi menjadi dua yaitu ; remaja awal usia 13 – 14 tahun, dan remaja akhir usia 17 – 21 tahun. Sedangkan WHO memberikan batasan usia remaja usia 19 – 20 tahun. WHO menyatakan walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun.
B. Ciri – Ciri Umum Masa Remaja
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya. Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab.
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
1) Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2) Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3) Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4) Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5) Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa ini biasanya dimulai pada saat seseorang mencapai kamatangan seksual dan diakhiri pada saat ia mencapai kedewasaan.
Lamanya masa peralihan ini ditentukan berbeda-beda oleh para ahli, tergantung dari sudut pandang mereka masing-masing. Sebagai contoh, Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa membatasi masa remaja pada usia: 12-22 tahun. Menurut mereka, masa remaja yang cukup panjang ini masih dapat dibagi lagi dalam 3 tahap, yaitu: (1) masa persiapan fisik, antara umur 11-15 tahun, (2) masa persiapan diri, antara umur 15-18 tahun, dan (3) masa persiapan dewasa, antara umur 18-21 tahun.
Pada masa persiapan fisik, yang paling menyolok pada diri remaja adalah perubahan fisik yang sedang dialaminya. Pada saat remaja memasuki masa persiapan diri, pada umumnya kematangan tubuh dan kedewasaan seksual sudah tercapai. Pada masa ini ia sedang menyiapkan diri menuju pembentukan pribadi yang dewasa. Pada masa persiapan dewasa, remaja diharapkan sudah mencapai status kedewasaan dalam lingkungan keluarga. Pada masa ini ia harus menyiapkan masa depan, peran dan penempatan dirinya dalam masyarakat.
C. Ciri utama pada masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan.
1. Perubahan fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2. Perubahan intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional, seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat berpikir secara kritis.
3. Perubahan emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4. Perubahan sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-gabungkan diri dalam 'kelompok teman sebaya'. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga. Menu-rut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi "overacting' dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5. Perubahan moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
Ciri-ciri umum masa remaja,setiap periode penting selama rentang kehidupan memiliki ciri-ciri tertentu,berikut ini adalah paparan ciri masa remaja
1 Masa yang penting
Semua periode dalam rentang memang penting ,namun terdapat perbedaan dalam tingkat kepentinganyaadanya akibat yang langsung terhadeap tingkah laku serta akibat- akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode lain.
2 Masa transisi
Transisi merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan membekas pada apa yang terjadi pada masa sekarang dan masa yang akan datang Osterrieth menjelakan "struktur psikis remaja barasal dari masa kanak-kanak dan banyak ciri yang umumnya di anggap sebagai ciri khas masa remaja sudah ada pada akhgir masa kanak-kanak
3 Masa perubahan
Perubahan yang terjadi pada masa remaja memang beragam,tetapi yang harus kita ketahui,ada lima perubahan yang terjadi pada masa remaja:
a. Emosi yang tinggi,intensitas emosi bergantung pada tingkat perubahan fisik,sebab pada awal remaj,perubahan emosi terjadi lebih cepat.
b. Perubahan tubuh,minat,dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial menimbulkan masalah baru,di bandinhkan dengan masalah sebelumnya, remaja muda, tampak nya mengalami masalah yang lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan. sebelum mampu menyelesaikan menurut kepuasanya,dia akan terus merasa dijejali berbagai masalah.
c. Perubahan nilai-nilai sebagai konsekuensi perubahan minat dan pola tingkah laku. contohnya; dia mulai mengerti bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas, dan tidak lagi menganggap bahwa banyaknya teman merupakan petunjuk popularitas yang lebih penting daripada sifat sifat yang dikagumi dan dihargai oleh teman teman sebaya.
d. Bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. remaja menghendaki dan menuntut kebebasan, tetapi sering takut bertanggung jawab akan resiko dan meragukan kemampuanya untuk mengatasinya.
4 Masa pencarian identitas
Penyesuaian diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja daripada individualitas. contohnya, dalam hal pakaian, berbicara, dan tingkah laku remaja ingin seperti teman-teman gengnya. apabila tidak demikian, ia akan terusir dari kelompoknya.
5 Masa menuju masa dewasa
Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa gelisah untuk meninggalkan stereotip usia belasan tahun yang indah di satu sisi, dan harus bersiap siap menuju usia dewasa di sisi lainya.
1. Ciri-ciri khas remaja akhir
Batasan usia remaja akhir antara 17-21 bagi wanita, dan 18-22 bagi laki laki di Indonesia. Pola-pola sikap, perasaan, pikir dan tingkah laku, remaja akhir memiliki ciri yang membedakannya dengan remaja awal, yaitu berikut ini.
a. mulai stabil
b. lebih realistis
c. lebih matang menghadapi masalah
d. lebih tenang perasaannya.
2. Ciri-Ciri Masa Remaja :
a. Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa.
b. Masa remaja sebagai periode perubahan.
c. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
e. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri.
f. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
g. Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan perhatiannya terpusat pada dirinya.
D. Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
Dengan berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja pada umunya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar. Mereka juga terdorong untuk menggunakan kekuatan yang diperoleh dan selanjutnya merupakan bantuan untuk mengatasi kecanggungan yang timbul kemudian. Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki pada umumnya menunjukkan kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan kemajuan pada usia ini dan kemudian ditinggalkan karena perubahan minat lebih dari pada kurangnya kemampuan. Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap :
1. Perubahan Eksternal Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah :
a. Tinggi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya.
Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat.
b. Berat Badan
Perubahan berat badan mengikuti jadual yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak.
Ketidak seimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidak idealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik / gembrot (gemuk pendek).
c. Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tubuh yang baik. Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu pandang.
d. Organ Seks
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
e. Ciri – ciri Seks Sekunder
Ciri – ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.
2. Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:
a. Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-oto di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

b. Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
c. Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun ; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.
d. Sistem Endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh system endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa
e. Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.
E. Kondisi – Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya.
Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut :
1. Pengaruh Keluarga
Pengaruh Keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari orang tuanya.
2. Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup.
Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.
3. Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
4. Jenis Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki .
5. Status Sosial Ekonomi
Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.
6. Kesehatan
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat disbanding yang sering sakit.
7. Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah ; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan"mimpi pertama" pada anak laki-laki ), dan tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh.

PERBEDAAN INDIVIDU SEBAGAI LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
Manusia sejak dahulu sudah menjadi bahan pembicaraan manusia itu sendiri karena keunikannya. Unik dalam arti sisi fisik dan jiwanya. Maka wajar karena kompleksitas keunikannya itulah sampai saat ini hanya dapat menduga-duga. Kalaupun kajian itu bersifat ilmiah, konklusinya tidak dapat serta merta diproklamasikan sebagai sumber informasi primer yang benar secara generik.
Dikatakan demikian karena manusia benar-benar unik karena tidak ada dua individu yang identik, walaupun kedua individu tersebut kembar. Apa lagi jika manusia ini diteliti dengan mengkomparasikannya dengan hewan atau mahluk lain. Manusia sebagai mahluk berakal, mahluk berpikir, mahluk sosial, mahluk beradab, mahluk berperasaan, dan sekaligus mahluk individu.
Namun tidak berarti kita tidak menaruh salut kepada para pendahulu kita yang telah mendedikasikan hidup dan kehidupannya untuk memberi perncerahan dalam khasanah bereksplorasi mencari jawaban tentang manusia. Dengan pemikiran dan penemuan merekalah kita yang hidup saat ini untuk sementara menerima temuan mereka sebagai dasar kebenaran walaupun bersifat sementara. Dengan dasar pemikiran yang bersifat relatif tersebut pula kita dituntut untuk terus melanjutkan mencari kebenaran yang paripurna.
Di satu sisi, pendidikan sebagai salah satu budaya manusia, sekaligus sebagai cabang ilmu sosial sangat berkepentingan terhadap kajian perbedaan individu. Sebab dengan meletakkan perbedaan individu sebagai salah satu landasannya, proses pendidikan akan tepat sasaran. Dikatakan demikian karena proses pendidikan itu hakekatnya bersinggungan langsung dengan individu-individu. Bagaimana mungkin sebuah proses pendidikan akan berhasil guna dan berdaya guna manakala fitrah manusia yang memiliki perbedaan diabaikan.
Dengan menyadari sekaligus menghargai perbedaan individu, proses pendidikan akan lebih berarti. Bisa jadi modernisasi pendidikan seyogyanya diawali dengan kesadaran akan perbedaan individu yang memiliki kelebihan, dan atau kelemahan masing-masing. Maka muncul istilah-istilah CTL (Contekstual Teaching and Learning), life skill, penilaian proses, dan lain-lain yang berorientasi pada perbedaan individu. Malah jika penulis boleh usul, kurikulum berbasis kompetensi, manajemen berbasis sekolah, proses berbasis kelas, namun penilaian selayaknya berbasis individu. Hal ini penulis pikir layak karena setiap peserta didik memiliki kepentingan atas ketercapaian apa yang diharapkannya. Dan itu tidak sama dari setiap individu. Tetapi hal ini perlu kajian khusus.
Kembali pada masalah perbedaan individu. Banyak teori atau pendapat yang diutarakan oleh para ahli. Beberapa di antaranya penulis tampilkan secara singkat. Dan siapa tahu kajian berikut merangsang para pemikir muda untuk mengkaji lebih dalam tentang perbedaan individu ini guna mencari solusi terhadap perkembangan pendidikan ke arah yang lebih baik. Semoga.
A. Individu dan Karakteristiknya.
Untuk memahami karakteristik individu perlu terlebih dahulu dipahami apa yang dimaksud individu itu.
“Manusia” adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum nabi Isa, manusia sudah menjasi objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakekat manusia maupun objek materil yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dari berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berfikir atau “homo sapiens”, mahluk yang berbentuk atau “homo faber”, mahluk yang dapat dididik atau “homo educandum”, dan seterusnya merupakan pandangan-pandangan tentang menusia yang dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan yang akan diakukan terhadap manusia tersebut. Berbagai pandangan itu membuktikan bahwa manusia adalah mahluk kompleks.
Setiap individu memiliki dan sifat atau karakteristik bawaan atatu (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut factor biologis maupun factor social psikologis.
Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keluarga ayah dan garis keluarga ibu.Sejak terjadinya pembuahan dan konsepsi kehidupan yang baru itu secara berkesinambungan dipengaruhi oleh banyak dan bermacam-macam factor lingkungan yang meransang. Masing-masing peransang tersebut, baik secara terpisah atau secara terpadu dengan rangsangan yang lain, semua membantu perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya tingkah laku manusia yang dibawa sejak lahir. Hal itu akhirnya membentuk suatu pola karakteristik tingkah laku yang dapat mewujudkan seseorang menjadi individu yang berkarakteristik berbeda dengan individu-individu lain.
B. Perbedaan Individu.
Kalau perilaku individu mencakup segala pernyataan hidup, betapa banyak kata yang harus dipergunakan untuk mendeskripsikannya. Untuk keperluan studi tentang perilaku kiranya perlu ada sistematika pengelompokan berdasarkan kerangka berfikir tertentu (taksonomi). Dalam konteks pendidikan, Bloom mengungkapkan tiga kawasan (domain) perilaku individu beserta sub kawasan dari masing-masing kawasan, yakni : (1) kawasan kognitif; (2) kawasan afektif; dan (3) kawasan psikomotor. Taksonomi perilaku di atas menjadi rujukan penting dalam proses pendidikan, terutama kaitannya dengan usaha dan hasil pendidikan. Segenap usaha pendidikan seyogyanya diarahkan untuk terjadinya perubahan perilaku peserta didik secara menyeluruh, dengan mencakup semua kawasan perilaku.
Dari bahasa bermacam-macam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua factor yang menonjol. Yaitu:
1. Semua manusia mempunyai unsur kesamaan didalam pola perkembangannya
2. Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang berbentuk warisan manusia secara biologis dan social, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Perbedaan-perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukaan kualitatif. Sejauh mana individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombonasi-kombinasi dari berbagai unsur perbedaan tersebut. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain.
Perbedaan ini disebut perbedaan individual. Maka perbedaan dalam perbedaan individual menurut Landgren (1980:578) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun aspek psikologis.
1. Bidang-bidang Perbedaan
Garry 1963 (Oxendine, 1984: 317) mengategorikam perbedaan individual kedalam bidang-bidang berikut:
Perbedaan fisik, usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan dan kemampuan bertindak.
Perbedaan social termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga dan suku.
Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar.
Perbedaan kecakapan atau kepandaian disekolah.
Secara kodrati, manusia memiliki potensi dasar yang esensial menbeedakan manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak. Sekalipun demikian, potensi dasar yang dimilikinya itu tidaklah sama bagi masing-masing manusia. Oleh karena itu sikap, minat, dan kemamp’uan berfikir, watak, perilakunya, dan hasil belajarnya berbeda-beda antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.
Sebagian manusia lebih mampu dibidang seni atau bidang ekspresi yang lain, seperti olahraga dan keterampilan, sebagian lagi mampu dibidang kognitif atau yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
Adapun perbedaan-perbedaan individu antara lain:
 Perbedaan kognitif
 Perbedaan individual dalam kecakapan bahasa
 Perbedaan dalam kecakapan motorik
 Perbedaan dalam latar belakang
 Perbedaan dalam bakat
 Perbedaan dalam kesiapan belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Perbedaan Perilaku Individu.
Fillosof kuno Plato menjabarkan spekulasi tentang manusia, bahwa jiwa manusia merupakan:
1. Philosophic: yaitu jiwa untuk mencapai ilmu pengetahuan dan pengertian.
2. Spirited: yaitu jiwa untuk mencari kekuasaan dan ambisi.
3. Appetite: yaitu jiwa untuk memenuhi keinginan dan selera.
Teori-teori Klasik tentang Sifat Manusia
1. Machiavelli: Manusia pada dasarnya jahat, lebih buas dari binatang buas, dan diperbudak kehendak pengusaha dan negara2. Kelompok Organisasi Filosof Inggris: .
2. Manusia pada hakekatnya memerlukan kondisi mental yang kuat dalam rangka mencapai keinginan dan tujuan yang dikehendakinya.
3. Max Weber: Manusia pada dasarnya tidak rasional dan emosional yang membuat kurang baik dalam mengambil keputusan sehingga sering menambah masalah daripada memecahkan masalah.
4. F.W. Taylor: Manusia pada dasarnya malas, harus dikendalikan dengan ketat dan selalu harus berhati-hati agar dapat terhindar dari sifat pemborosan yang sulit dikendalikan oleh dirinya sendiri.
5. Elton Mayo: manusia pada dasarnya sebagai mahluk sosial yang ingin selalu bergabung dengan yang lain, berkelompok dan bekerja sama, bukan bersaing atau bermusuhan.
6. Ahli Ilmu Modern: Manusia pada dasarnya bukan mahluk baik, dan bukan pula mahluk jelek. Memiliki perilaku unik yang terarah tetapi tidak teratur.
Bila ditarik benang merahnya, dari pendapat para ahli di atas, manusia memiliki perilaku yang berbeda-beda berdasarkan fungsi interaksi dalam kehidupannya. Jika dirumuskan akan menjadi: P = f (I.L) keterangan: P: perilaku, f: fungsi, I: interaksi, L: lingkungan.

B. Adapun perbedaan individu tersebut disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kemampuan yang berbeda, baik fisikis, maupun psikologis.
2. Perbedaan kebutuhan.
3. Kepercayaan (religius)
4. Pengalaman (experience).
5. Pengharapan (expectation)
6. Dan lain-lain (fisik, lingkungan, dan sebagainya)
Pendekatan Perilaku (Behavioral Aproach)
1. Pendekatan Kognitif seperti yang dikemukakan di atas, rumusan perilaku P = f (I.L.) antara perilaku fungsi dari individu dengan lingkungannya. Rumusan tersebut merupakan bangunan kesadaran mental individu dalam bersosialisasi terhadap lingkungan yang membentuk seseorang cara berpikir, memahami, dan melaksanakan kegiatan konsep yang menumbuhkan sikap, kepercayaan dan pengharapan. Dengan demikian pendekatan kognitif hanya dapat apa yang dilihat dalam perilaku saja yang direfleksikan pada ukuran perilaku. Elemen kognisi dikenal dengan rumus SCR sebagai berikut:
Stimulation Respons Cognition Menyisihkan uang jajan Menabung
Buku Contoh: Ketiga kognisi tersebut membentuk struktur kognisi yang menghasilkan sejumlah konsekuensi yang berbeda, yaitu:
a. Dalam kehidupan terdapat berjuta kognisi yang berbeda kompleksitasnya.
b. Merupakan kesatuan sistem atau konsonan, baik yang bertentangan maupun yang sepaham.
c. Saling terjalin dan membentuk suatu ideologi.
d. Dan dapat pula membentuk compartementalized yang tidak menyatu.
Selain struktur, kognisi dilihat dari fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Membentuk pengertian (meaningfull).
b. Menghasilkan emosi dan perasaan (emotional and feeling)
c. Membentuk sikap (affective building)
d. Memberi motivasi (motivation incharge)
2. Pendekatan Penguatan (Reinforcement approach) Teori ini berkembang untuk meneliti perubahan perilaku dari eksperimen Ivan Pavlov dan Edward Thorndike melalui:
a. Penyelidikan reflek (conditional reflex) dengan rumus SR (stimulus – respons). Misalnya ada buah kedondong akan merangsang terbitnya air liur.
b. Trial and Error (law of effect), yaitu suatu usaha yang terus-menerus sampai mencapai kondisi kebutuhan nyata (real need).
Konsep penguatan ini dapat dilakukan dengan memberikan reward sebagai pembangun motivasi baik yang muncul secara internal berupa kebutuhan maupun secara eksternal berupa suport atau pujian.
3. Pendekatan Pemadaman (Extinetion approach) Pengaruh pelemahan
StimulusTeori ini digunakan untuk mengantisipasi perilaku yang negatif. Dalam rumusannya berarti terjadi pelemahan hubungan antara stimulus dengan respons.
4. Pendekatan Hukuman (Punishment approach)
Pendekatan ini berfungsi untuk mengantisipasi penyimpangan perilaku dengan cara memberi hukuman agar individu dapat kembali mengubah perilakunya yang menyimpang ke arah peningkatan respons.
Karena berupa hukuman, maka hubungan antara stimulus dengan respons tidak menyenangkan. Untuk menghindari situasi yang tidak menyenangkan tersebut, sebaiknya punishment bersifat:
a. dilakukan secara efektif dengan tujuan untuk memperbaiki perilaku menjadi
positif.
b. Memberi dampak jera pada individu.
c. Harus up to date.
d. Tetap diamati (teori Kendler).
Sebagai contoh guru yang tidak ikut upacara hari senin akan dipotong transportnya sehingga guru yang biasa tidak ikut akan berusaha datang untuk ikut upacara. Atau siswa yang tidak mengumpulkan pekerjaan rumah akan diberi tugas dua kali lipat dari tugas sebelumnya.
5. Pendekatan Psikoanalitis (Psychoanalytic Approach) Teori ini dikembangkan oleh Sigmund Freud. Dia mengatakan bahwa perilaku manusia dikuasai atau dikendalikan oleh kepribadiannya sendiri. Perbedaan individu dipengaruhi oleh konflik yang ada pada diri individu itu sendiri karena adanya model baik/buruk. Ukuran baik/buruk itu menjadi absolut/mutlak bagi individu yang mempercayainya yang bersumber pada magis atau supranatural, bukan ilmu.
Ego berada di bawah sadar untuk mendapatkan kekuasaan, keinginan, membutuhkan perantara sehingga berinteraksi di luar lingkungannya. Hubungannya dengan id dan superego adalah sebagai pengontrol dan bersifat melayani. Id adalah kepribadian yang bersumber pada kekuatan jiwa yang berupa insting-insting untuk mencapai kepuasan, keinginan, atau harapan-harapan. Id tidak terikat pada etik, moral, atau logika. Id memiliki sifat menerima yang bersumber pada libido, atau menolak yang bersumber pada agresi yang pada dasarnya bisa berupa merusak atau melawan.
Superego adalah sumber kekuatan moral personality seseorang. Superego terjadi setelah individu lepas dari periode oedipus komplek (cinta kepada orang tua). Superego merupakan mediator terhadap punishment dari proses penyimpangan perilaku individu. Superego membantu dan mendorong ego untuk mencapai kepuasan dan keinginan id atau membantu ego terhadap impul-impul id. Letupan-letupan id sebenarnya sulit untuk dikontrol oleh ego, karena itu superego potensial untuk membantu ego dalam mengatasi letupan id.
Perspektif pendekatan psikoanalitik Sigmund Freud ini adalah sebagai berikut;
Perilaku kreatif – penciptaan sesuatu Ketidakpuasan – dinamika keinginan yang terus-menerus Teknik pengembangan – training dan penelitian (belajar) Kepemimpinan dan kekuasaan – politik dan kenegaraan. Aspek Perbedaan Individu dalam Pendidikan Berikut ini akan diuraikan secara singkat tentang aspek-aspek perbedaan individu yang mendasari pendidikan.
1. Aspek Biologis Perilaku manusia pada hakikatnya dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan (empiris), dan faktor keturunan (hereditas). Aspek biologis ini tentu sangat penting untuk diperhatikan dalam konsep pengembangan ilmu pendidikan. Di antaranya kondisi fisik, perkembangan motorik, pewajahan, kesehatan, dan lain-lain.
Menurut Maslaw aspek kebutuhan fisik merupakan kebutuhan mutlak sehingga harus menjadi pertimbangan utama dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Karena itu hal-hal yang terkait dengan fisik/biologis individu sebagai peserta didik harus diperhatikan. Misalnya sarana/prasarana bangunan tempat belajar, jadwal kegiatan, peralatan khusus, pengaturan kelompok, serta konsep pendidikan yang tidak menumbuhkan konsep diri yang negatif.
2. Aspek Intelektual (Kognitif) Selain perbedaan biologis, setiap individu memiliki perbedaan intelektual. Perbedaan ini dapat dilihat dari performanya dalam kegiatan belajar seperti bertanya, menjawab, atau hasil tugasnya. Berdasarkan itulah teori Binet yang dikembangkan oleh Jensen menggunakan tes IQ dalam rangka mengenali sekaligus mengukur:
 kemampuan intelektual,
 kemampuan umum,
 kecerdasan dalam memecahkan masalah,
 kemampuan berkelompok,
 pencapaian tingkat akademik, dan
 indikator kemampuan intelektual seperti menghitung, bahasa, menerima perubahan, mengingat, memahami hubungan, dan berfantasi.
Intelegensi dideskripsikan menjadi dua yaitu konstruk S (specifik), dan konstruk G (general). Konstruk Specifik adalah konstruk yang khusus dimiliki oleh individu. Dan hal ini akan dijadikan pertimbangan penempatannya dalam situasi belajar, atau jenis pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasinya. Sedangkan konstruk general adalah ukuran kemampuan intelektual umum yang dimiliki oleh setiap individu.
Dalam kontruk ini dibedakan ukuran tingkat kemampuannya. Konstruk S diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan. Sedangkan konstruk G kebanyakan merupakan faktor genetik. Gagner mengembangkan teori tentang multiple intelligence yang menyatakan bahwa manusia memiliki o dimensi semi otonom, yaitu:
 Linguistik
 Musik
 Matematik-logis
 Visual spasial
 Kinesik fisik
 Sosial interpersonal
 Intrapersonal
 Intelegensi natural
Dalam hal ini perbedaan kognitif setiap individu dapat terlihat pada bagaimana seseorang:
1. berperhatian pada sesuatu
2. mendiskriminasikan rangsangan
3. mengklasifikasi ciri-ciri umum
4. meresponse time dalam problem solving
5. memiliki tanggapan induktif logis dan berpikir deduktif
6. mengantisipasi sesuatu secara konstruk terhadap rangsangan dari luar.
Untuk membedakan gaya kognitif sebagai analisis perbedaan individu dalam pengelolaan pendidikan, perhatikanlah bagan berikut ini! Gaya Kognitif Pengelolaan Pengajaran Conceptual tempo Psikologi tinggi Psychological differentiation Terikat vs bebas Cognitive reflective Psikologi rendah Cognitive impulsive Global vs analytic
3. Aspek Psikologis Ada dua komponen mendasar yang membedakan individu secara psikologis dalam dunia ilmu pendidikan, yaitu minat dan kemandirian. Minat sangat berkaitan dengan masalah bahan ajar, alat ajar, situasi, kondisi, serta guru. Sedangkan kemandirian seseorang bergantu pada upaya membebaskan diri dari ketergantungan pada bantuan orang lain, menumbuhkan keberanian, dan rasa percaya diri.
Berdasarkan teori dan temuan para ahli yang dikemukakan di atas, ternyata muncul perbedaan intrapersonal dan interpersonal antar individu yang pada akhirnya dijadikan sebagai landasan utama dalam kehidupan yang termasuk di dalamnya adalah pendidikan.
Pengelompokan Anak Didik untuk Keperluan Pendidikan Yang dimaksud dengan pengelompokan adalah penyatuan beberapa individu yang memiliki kesamaan karakter dan sifat untuk tujuan tertentu. Dikatakan untuk tujuan tertentu karena perilaku individu tidak selalu memiliki tingkat kesamaan fungsi dan arah walaupun memiliki karakter yang sama atau hampir sama. Jadi kesamaan yang dimaksud dikelompokkan berdasarkan kedekatan, tujuan, minat, dan bakatnya. Pendekatan ini lebih dikenal dengan teori kedekatan (teori propinquity). Teori ini menyatakan bahwa kedekatan individu dengan individu lain karena ada kedekatan ruang, jarak, dan daerah (spatial and geografhical proximity). Sementara George Homans mengatakan bahwa terjadinya kelompok akibat interaksi dan sentimen (perasaan dan emosi). Sedangkan Theodore Newcomb mengungkap pembentukan kelompok berdasarkan teori keseimbangan yang menjelaskan bahwa individu tertarik individu lain atas kesamaan nilai dan sikap terhadap suatu tujuan yang relevan bagi mereka seperti agama, politik, gaya hidup, perkawinan, pekerjaan, dan otoritas. Sedangkan teori pertukaran (exchange theory) mengatakan pembentukan kelompok atas dasar motivasi dan fungsi. Dan ada juga teori kelompok yang didasari oleh alasan praktis. Artinya kelompok terbentuk berdasarkan profesi, keamanan, dan sosial.
Menurut Reitz, kelompok dapat diidentifikasi berdasarkan karakternya, yaitu:
1. adanya dua atau lebih individu
2. berinteraksi satu dengan yang lain
3. saling membagi beberapa tujuan yang sama
4. melihat individu sebagai kelompok
Walaupun banyak penggolongan kelompok berdasarkan teori, namun pada dasarnya kelompok dibedakan atas:
 Kelompok primer, yaitu kelompok yang dibangun dengan keakraban, kerja sama, tatap muka interpersonal, persamaan beberapa pengertian, dan cita-cita individu.
 Kelompok formal, adalah kelompok yang sengaja dibentuk dalam menjalankan tugas tertentu.
 Kelompok nonformal, adalah kelompok yang berinteraksi terhadap daya tarik dan kebutuhan individu.
 Kelompok terbuka, adalah kelompok yang memiliki daya tanggap terhadap perubahan dan pembaruan.
 Kelompok tertutup, adalah kelompok yang kolot atau mapan dengan mempertahankan tradisinya.
 Kelompok referensi, adalah kelompok yang selalu mencari umpan balik tentang anggota kelompoknya.
Dalam dunia pendidikan pengelompokan berdasarkan kelompok general dan spesifik. Dan pengelompokan dalam pendidikan harus bersifat formal/nonformal, terbuka, dan referensi. Hal ini dikarenakan: Kehidupan itu komplek. Kehidupan itu memiliki brebagai sektor kehidupan. setiap individu memiliki kemampuan, minat, dan bakat yang dapat dikelompokkan guna menunjang efektifitas pendidikan. setiap individu memiliki tingkat kemampuan intelektual, dan kognitif yang dapat dikelompokkan terutama bidang pengetahuan umum sehingga proses pendidikan dapat lebih efisien. Keterampilan bersifat spesifik dan terpisah, sehingga akan terbentuk kelompok elit sesuai dengan dejis keterampilannya. program pendidikan sangat terbatas kemampuannya untuk melayani setiap kebutuhan individu.
Pengelompokan Anak Didik untuk Keperluan Penyelenggaraan Pembelajaran
Ada pertimbangan dalam pengelompokan anak didik untuk keperluan penyelenggaraan pengajaran berdasarkan teori perbedaan perilaku individu yang dikembangkan oleh Spearman, Guilford, dan Thurnstone. Individu dikelompokkan berdasarkan: Kesebayaan usia. Tujuannya untuk menghindari konflik terhadap perbedaan
pertumbuhan psikomotorik, psikologis, dan kognitif. Kesamaan ilmu dasar yang diminati, untuk menghindari konflik antardisiplin ilmu yang diminati oleh individu.
Kesamaan keterampilan praktis, untuk mengarahkan pada keterampilan yang diinginkan.
Kesamaan keterampilan psikomotorik, untuk individu yang lebih mengandalkan keterampilan gerak dan reflek tubuh. Kesamaan profesi, sehingga akan memperkuat individu dalam mendalami profesi yang dipilihnya. Kesamaan cacat fisik, (baik cacat mental, maupun cacat fisik) untuk memberi peluang agar mereka tidak terhambat dalam memperoleh pendidikan.
Analisis Kekurangan dan Keuntungan Penyelenggaraan Pendidikan yang Segregatif, dan integratif. Pendidikan segregatif atau terpisah-pisah atau terbagi-bagi merupakan sistem pendidikan yang menciptakan kompetensi dan unggulan-unggulan yang memberi keleluasaan kepada individu untuk bersaing, memilih, atau melakukan upaya pencapaian prestasi sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, dan kondisi fisik masing-masing.
Pendidikan segregatif bersifat inklusif, menguntungkan peserta didik yang memiliki bakat serta keunggulan (gifted and talented), termasuk anak yang memiliki ketunaan tau cacat, dan yang mengalami kesulitan belajar.

Thursday, 19 November 2009

RPP Kesehatan SMP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP/MTs : S M P ……………………………………
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VIII (Ganjil)
Standar Kompetensi
Menerapkan budaya sehat
Kompetensi Dasar
1. Mengenal bahaya seks bebas
2. Menolak budaya seks bebas
Indikator
Psikomotor
• Macam penyakit
• Penyebab penyakit
• Gejala penyakit
• Identifikasi cara menghindari penyakit menular seksual
Kognisi
• Mengetahui Jenis penyakit menular seksual
• Mengetahui cara menghindari penyakit menular seksual
Afeksi
• Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok, kedisiplinan, dan kebersihan
Alokasi Waktu : 1x 2 x 40 menit (1x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan 3 jenis penyakit kelamin dengan benar
2. Siswa dapat menyebutkan 3 macam penyebab penyakit Gonorrhoea, Syphilis dan AIDS dengan benar
3. Siswa dapat menyebutkan 3 macam gejala penyakit Gonorrhoea, Syphilis dan AIDS dengan benar
B. Materi Pembelajaran
Kesehatan
- Jenis penyakit kelamin (Gonorrhoea, Syphilis, AIDS)
- Penyebab penyakit kelamin
- Gejala penyakit kelamin

D. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = penugasan dan resiprokal/timbal-balik
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajara

Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pembukaan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Jenis penyakit seksual, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
 Mencari informasi melalui kepustakaan dan diskusi tentang jenis penyakit kelamin(Gonorrhoea, Syphilis, AIDS)
 Mencari informasi melalui kepustakaan dan diskusi tentang penyebab penyakit kelamin (Gonorrhoea, Syphilis, AIDS)
 Mencari informasi melalui kepustakaan dan diskusi tentang gejala penyakit kelamin (Gonorrhoea, Syphilis, AIDS)
 Kesimpulan, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
3 Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
E. Sumber Belajar
- ATK
- Ruang terbuka/lingkungan sekolah
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII, Jakarta : Erlangga
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
F. Penilaian
1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor):
Sebutkan dan tuliskan 3 jenis, penyebab dan gejala penyakit kelamin
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap (afeksi):
Dalam menjawab pertanyaan dan melaksanakan tugas untuk menanamkan nilai sungguh-sungguh dan tidak ragu-ragu
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1

Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = --------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
- Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep penyakit kelamin
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
- Nilai akhir yang diperoleh siswa =
- Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA MENULISKAN PENYAKIT KELAMIN
Aspek Yang Dinilai Kualitas Gerak
1 2 3 4
1. Dapat menuliskan 3 jenis penyakit kelamin
2. Dapat menuliskan 3 macam penyebab penyakit kelamin
3. Dapat menuliskan 3 macam gejala penyakit kelamin
Jumlah
Skor Maksimal = 12
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PENDIDIKAN PENYAKIT KELAMIN
PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )
1. Sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan menuliskan jawaban
2. Tidak ragu-ragu dalam menuliskan jawaban
Jumlah
Jumlah skor maksimal = 2
RUBRIK PENILAIAN
PEMAHAMAN KONSEP PENDIDIKAN PENYAKIT KELAMIN
Pertanyaan yang diajukan Kualitas Jawaban
1 2 3 4
1. Bagaimana cara menghindari dari penyakit kelamin ?
2. Bagaimana cara untuk mengetahui gejala terkena penyakit kelamin ?
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 8

RPP Renang Gaya BebasSMP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP/MTs : S M P …………………………………
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VIII (Ganjil)
Standar Kompetensi
Mempraktikan teknik dasar renang gaya bebas dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya*)
Kompetensi Dasar
1 Mempraktikkan teknik dasar gerakan kaki renang gaya bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan
2 Mempraktikkan teknik dasar gerakan lengan renang gaya bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan
3 Mempraktikkan teknik dasar pernapasan renang gaya bebas serta nilai disiplin
Indikator
Psikomotor
• Melakukan tehnik dasar gerakan kaki renang gaya bebas
• Melakukan teknik dasar gerakan lengan renang gaya be-bas
• Melakukan teknik dasar pernapasan renang gaya bebas
Kognisi
• Mengetahui bentuk –bentuk tehnik dasar gerakan kaki renang gaya bebas
• Mengetahui bentuk –bentuk tehnik dasar gerakan lengan renang gaya bebas
• Mengetahui bentuk –bentuk tehnik dasar gerakan pernafasan renang gaya bebas

Afeksi
• Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok, kedisiplinan, keberanian dan kebersihan
Alokasi Waktu : 2x 2 x 40 menit (1x pertemuan
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat melakukan tehnik dasar gerakan kaki renang gaya bebas, dengan benar
b. Siswa dapat melakukan teknik dasar gerakan lengan renang gaya bebas, dengan benar
c. Siswa dapat melakukan teknik dasar pernapasan renang gaya bebas, dengan benar
d. Siswa dapat melakukan teknik dasar renang gaya bebas, dengan benar
B. Materi Pembelajaran
Renang Gaya Bebas
­ Gerakan kaki renang gaya bebas
­ Gerakan lengan renang gaya bebas
­ Gerakan pernafasan renang gaya bebas
­ Renang gaya bebas
BMetode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = penugasan
- Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
2 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan/pembukaan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan teknik dasar renang gaya bebas , dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
 Melakukan teknik dasar gerakan kaki renang gaya bebas (perorangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar gerakan lengan renang gaya bebas (perorangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar gerakan pernafasan renang gaya bebas (perorangan/berkelompok)
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
• Lomba renang gaya bebas dengan peraturan yang dimodifikasi
3 Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan/pembukaan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan teknik dasar renang gaya bebas , dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
 Melakukan teknik dasar gerakan kaki renang gaya bebas (perorangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar gerakan lengan renang gaya bebas (perorangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar gerakan pernafasan renang gaya bebas (perorangan/berkelompok)
 Melakukan renang gaya bebas
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
• Lomba renang gaya bebas dengan peraturan yang dimodifikasi
• Lomba dilakukan pada kolam cetek/dangkal
• Dilakukan secara berkelompok
• Lakukan gerakan kaki renang gaya bebas, menempuh jarak 25 m
3 Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
E. Sumber Belajar
- ATK
- Ruang terbuka/lingkungan sekolah
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII, Jakarta : Erlangga
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
B. Penilaian
1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan teknik dasar renang gaya bebas
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap (afeksi):
Melakukan renang gaya bebas dengan memperhatikan disiplin, keberanian dan kebersihan
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
- Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep renang gaya bebas
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
- Nilai akhir yang diperoleh siswa =
3. Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA TEKNIK DASAR MELAKUKAN RENANG GAYA BEBAS
Aspek Yang Dinilai Kualitas Gerak
1 2 3 4
1 Gerakan kaki memukul permukaan air dengan posisi pergelangannya diluruskan
2 Gerakan lutut kaki saat melakukan gerakan kaki renang gaya bebas tertekuk
3 Bentuk gerakan renang mengangkat sikut dan meluruskan lengan ke depan
4 Bentuk gerakan saat melakukan pernafasan memutar leher ke samping atau kanan
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM RENANG GAYA BEBAS
PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )
1 Kerjasama (saling membantu )
2 Tolong menolong
3 Memperhatikan keselamatan dalam perjalanan
4 Menjaga kebersihan lingkungan (tidak buang sampah sembarangan
Jumlah
Jumlah skor maksimal = 4

RPP Senam Lantai SMP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP/MTs : S M P ……………………………………
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VIII (Ganjil)
Standar Kompetensi
Mempraktikan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya
Kompetensi Dasar
1. Mempraktikan teknik dasar senam lantai meroda berdasarkan konsep serta nilai disiplin, keberanian, dan tanggung jawab
2. Mempraktikan teknik dasar senam lantai guling lenting serta nilai disiplin, keberanian, dan tanggung jawab
Indikator
Psikomotor
• Melakukan tehnik dasar meroda
• Melakukan tehnik dasar melentingkan badan
Kognisi
• Mengetahui bentuk –bentuk tehnik dasar meroda
• Mengetahui bentuk –bentuk tehnik dasar melentingkan badan
Afeksi
• Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok, kedisiplinan, keberanian dan tanggung jawab
Alokasi Waktu : 2x 2 x 40 menit (2 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat melakukan teknik dasar senam lantai meroda dengan benar
• Siswa dapat melakukan teknik dasar senam lantai guling lenting dengan benar
B. Materi Pembelajaran
Uji diri/Senam lantai
• Teknik dasar senam lantai meroda
• Teknik dasar senam lantai guling lenting
D. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = penugasan
- Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan teknik dasar senam lantai meroda , dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
 Melakukan latihan tumpuan dua tangan pada kursi dengan mengangkat pinggul (perorangan/berpasangan)
 Melakukan latihan tumpuan dua tangan dengan berdiri menggunakan kedua tangan (perorangan/berpasangan)
 Melakukan latihan gerak meroda dengan bantuan dan dilanjutkan tanpa bantuan (perorangan/ berpasangan/ berkelompok)

• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
3. Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan teknik dasar senam lantai guling lenting, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
 Melakukan latihan melentingkan pinggang dari posisi tidur telentang (perorangan/berpasangan)
 Melakukan latihan kayang dari posisi berdiri (perorangan/berpasangan)
 Melakukan latihan melecutkan pinggang dengan bantuan teman dilanjutkan tanpa bantuan (perorangan/ berpasangan/ berkelompok)
 Melakukan latihan melecutkan pinggang dari gerak berguling dengan bantuan teman dilanjutkan tanpa bantuan (perorangan/ berpasangan/ berkelompok)

• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
3. Penutup (20 Menit)

- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
-
E. Sumber Belajar
- Ruang terbuka yang datar dan aman (Bangsal senam)
- Matras
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII, Jakarta : Erlangga
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
F. Penilaian
1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan teknik dasar senam lantai meroda dan guling lenting
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ---------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap (afeksi):
Melakukan gerak teknik dasar senam lantai meroda dan guling lenting untuk menanamkan nilai disiplin, keberanian, dan tanggung jawab
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
- Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak teknik dasar senam lantai meroda dan guling lenting
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
- Nilai akhir yang diperoleh siswa =
2. Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA TEKNIK DASAR SENAM LANTAI
Aspek Yang Dinilai Kualitas Gerak
1 2 3 4
Meroda
1. Posisi awal berdiri menyamping arah gerakan kedua lengan terentang serong atas
2. Saat melakukan gerakan, tangan diletakan pada matras satu persatu bersamaan kedua kaki terangkat dari matras juga secara satu persatu hingga kedua kaki lurus ke atas
3. Akhir gerakan, kaki mendarat satu persatu pada matras, kedua lengan lurus serong atas dan posisi badan menyamping arah gerakan
Guling lenting
4. Posisi awal berdiri menghadap arah gerakan dilanjutkan kedua telapak tangan diletakan pada matras
5. Gerakan diawali dengan memasukan kepala diantara kedua lengan, pada saat pundak menempel matras kedua kaki dilecutkan ke depan atas hingga kedua ujung telapak kaki secara bersama mendarat di matras
6. Akhir gerkan, berdiri dengan kedua kaki rapat dan kedua lengan lurus ke atas di samping telinga
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 24
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM MELAKUKAN TEKNIK DASAR SENAM LANTAI
PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )
1. Keberanian (tidak ragu-ragu saat melakukan gerakan)
2. Kedisiplinan (gerakan dilakukan dengan tertib)
3. Tanggung jawab (menjaga keselamatan diri dan orang lain)
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 3
RUBRIK PENILAIAN
PEMAHAMAN KONSEP DALAM MELAKUKANTEKNIK DASAR SENAM LANTAI
Pertanyaan yang diajukan Kualitas Jawaban
1 2 3 4
1. Bagaimana cara melakukan gerakan meroda ?
…………………………………………………………..
………………………………………………………….
2. Bagaimana cara melakukan gerakan guling lenting ?
...........................................................................................
...........................................................................................
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 8

RPP Pengembangan Kebugaran Jasmani SMP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP/MTs : ........................................................................
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VIII(Ganjil)
Standar Kompetensi
Mempraktikan jenis latihan kebugaran dalam bentuk latihan sirkuit dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya
Kompetensi Dasar
1. Mempraktikan jenis latihan kekuatan dan daya tahan anggota badan bagian atas dengan sistem sirkuit serta nilai disiplin dan tanggung jawab
2. Mempraktikan latihan kekuatan daya tahan anggota badan bagian bawah dengan sistem sirkuit serta nilai disiplin dan tanggungjawab
Indikator
Psikomotor
• Melakukan mekuatan dan daya tahan otot lengan, dada dan bahu
• Melakukan lomba kekuatan dan daya tahan otot lengan, dada dan bahu dengan peraturan yang dimodifikasi
• Melakukan kekuatan dan daya tahan otot paha dan kaki
• Melakukan lomba kekuatan dan daya tahan otot paha dan kaki dengn peraturan yang dimodifikasi
Kognisi
• Mengetahui bentuk –bentuk latihan daya tahan otot lengan, dada dan bahu
• Mengetahui bentuk –bentuk latihan kekuatan dan daya tahan otot paha dan kaki
Afeksi
• Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok dan berbagi tempat serta peralatan dengan teman
Alokasi Waktu : 2x 2 x 40 menit (2 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat melakukan latihan untuk kekuatan dan daya tahan otot lengan, bahu dan dada dengan sistem sirkuit dengan baik
b. Siswa dapat melakukan latihan kekuatan dan daya tahan otot kaki dengan sistem sirkuit dengan baik
c. Siswa dapat melakukan lomba latihan kekuatan dan daya tahan otot lengan, dada dan bahu serta kekuatan dan daya tahan otot paha dan kaki dengan sistem sirkuit menggunaskan peraturan yang dimodifikasi dengan baik
B. Materi Pembelajaran
Pengenbangan/Kebugaran jasmani
• Latihan kekuatan dan daya tahan otot kaki, paha, lengan, bahu dan dada
• Melakukan lomba latihan kekuatan dan daya tahan otot lengan, dada dan bahu serta kekuatan dan daya tahan otot paha dan kaki dengan sistem sirkuit menggunaskan peraturan yang dimodifikasi
C. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = penugasan
- Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Latihan untuk kekuatan dan daya tahan lengan, bahu dan dada dengan sistem sirkuit untuk menanamkan nilai tanggung jawab dan disiplin, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
 Melakukan latihan untuk kekuatan dan daya tahan lengan, bahu dan dada saling dorong dengan menempelkan kedua telapak tangan (berpasangan)
 Melakukan latihan untuk kekuatan dan daya tahan lengan, bahu dan dada dengan saling dorong pada bagian pundak (berpasangan)
 Melakukan latihan untuk kekuatan dan daya tahan lengan, bahu dengan bertumpu pada kedua lutut dan telapak tangan ( berpasangan/ berkelompok)
 Melakukan latihan untuk kekuatan dan daya tahan lengan, bahu dengan bertumpu pada kedua ujung telapak kaki dan telapak tangan ( berpasangan / berkelompok )
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
• Lomba latihan kekuatan dan daya tahan otot lengan, dada dan bahu dengan sistem sirkuit untuk menanamkan nilai tanggung jawab dan disiplin
3. Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Latihan kekuatan dan daya tahan otot kaki dan paha dengan sistem sirkuit untuk menanamkan nilai tanggung jawab dan disiplin, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
 Melakukan latihan untuk kekuatan dan daya tahan otot kaki dan paha dengan merendahkan dan meluruskan kedua lutut (perorangan/berpasangan)
 Melakukan latihan untuk kekuatan dan daya tahan otot kaki dan paha dengan naik turun box sambil mengangkat bola (perorangan/berpasangan)
 Melakukan latihan untuk kekuatan dan daya tahan otot kaki dan paha dengan naik turun bangku senam satu-persatu dilanjutkan dengan dua kaki (perorangan/ berpasangan/ berkelompok)
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
• Lomba latihan kekuatan dan daya tahan otot kaki dan paha dengan sistem sirkuit untuk menanamkan nilai tanggung jawab dan disiplin
3. Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
E. Sumber Belajar
- Ruang terbuka yang datar dan aman (Bangsal senam)
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII, Jakarta : Erlangga
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
F. Penilaian
1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan latihan untuk kekuatan dan daya tahan otot kaki, paha, lengan, bahu dan dada dengan sistem sirkuit serta lomba latihan kekuatan dan daya tahan otot lengan, dada, bahu,kaki dan paha dengan peraturan yang dimodifikasi
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap (afeksi):
Lakukan latihan dan lomba untuk kekuatan dan daya tahan otot kaki, lengan, bahu dan dada dengan sistemsirkuit untuk menanamkan nilai tanggung jawab dan disiplin
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
- Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep latihan dan lomba untuk kekuatan dan daya tahan otot kaki, paha, lengan, bahu dan dada dengan sistem sirkuit
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
- Nilai akhir yang diperoleh siswa =
3. Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA MELAKUKAN BENTUK LATIHAN
Aspek Yang Dinilai Kualitas Gerak
1 2 3 4
Kekuatan dan daya tahan otot lengan, bahu dan dada menggunakan push-up bertumpu pada kedua lutut dengan sistem sirkuit
1. Dapat melakukan gerakan push-up di setiap pos sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati/ditentukan (jumlah pos dan jumlah push-up)
Kekuatan dan daya tahan otot kaki dan paha naik turun box dengan sistem sirkuit
2. Dapat melakukan gerakan turun naik box di setiap pos sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati/ditentukan (jumlah pos dan jumlah turun naik box)
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 8
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM KEBUGARAN JASMANI
PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )
1. Tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
2. Disiplin(Melakukan latihan mengikuti aturan yang telah ditentukan)
Jumlah
Jumlah Skor Maksimal = 2

RPP Pencak Silat SMP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP/MTs S M P ………………………………
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VIII (Ganjil)
Standar Kompetensi
Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar
Mempraktikkan kombinasi teknik dasar salah salah satu permainan olahraga bela diri lanjutan dengan baik serta nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan dan percaya diri **)
Indikator
Psikomotor
• Melakukan kombinasi gerak langkah
• Melakukan kombinasi kuda-kuda, pukulan dan tangkis
• Melakukan gerak berpasangan ( pukulan dan tangkisan)
Kognisi
• Mengetahui bentuk –bentuk kombinasi teknik dasar, gerak langkah, kuda-kuda, pukulan dan tangkis
Afeksi
• Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok dan berbagi tempat serta peralatan dengan teman
Alokasi Waktu : 2x 2 x 40 menit (2 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat melakukan teknik dasar kuda-kuda dengan benar
b. Siswa dapat melakukan teknik dasar langkah dengan benar
c. Siswa dapat melakukan teknik dasar pukulan dengan benar
B. Materi pembelajaran
Pencaksilat
• Teknik dasar kuda-kuda
• Teknik dasar langkah
• Pukulan
C. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = penugasan
- Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajar
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan kombinasi teknik dasar kuda-kuda, langkah, pukulan dan tangkisan, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
 Melakukan teknik dasar kuda-kuda (berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar langkah (berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar pukulan dan tangkisan ( berpasangan/ berkelompok)
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
3 Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajar
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan gerak berpasangan untuk penanaman nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan dan percaya dir, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Gerak rangkai Gerak berpasangan
 Melakukan teknik dasar kuda-kuda, pukulan dan tangkisan (berpasangan)
 Melakukan teknik dasar langkah, kuda-kuda, pukulan dan tangkisan (berpasangan)
 Melakukan teknik dasar pukulan dan tangkisan ( berpasangan/ berkelompok)

• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
3. Penutup (20 Menit)
• Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar

E. Sumber Belajar
- Ruang terbuka yang datar dan aman
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII, Jakarta : Erlangga
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
F. Penilaian
1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan koordinasi teknik dasar kuda-kuda dan langkah
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap (afeksi):
Lakukan teknik dasar kuda-kuda dan langkah nilai dengan menekankan pada nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan dan percaya diri
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
- Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak dalam teknik dasar kuda-kuda dan langkah
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
- Nilai akhir yang diperoleh siswa =
2. Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA TEKNIK DASAR PENCAK SILAT
Aspek Yang Dinilai Kualitas Gerak
1 2 3 4
1. Saat melakukan kuda-kuda posisi kaki yang digunakan tumpuan direndahkan
2. Saat melakukan gerak langkah tidak diangkat dari lantai
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 8
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PENCAK SILAT
PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )
1. Berani (tidak ragu-ragu saat melakukan serangan/tangkisan)
2. Jujur (mengakui keunggulan lawan )
3. Menghormati lawan (tidak melukai/mecelakakan lawan )
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 3
RUBRIK PENILAIAN
PEMAHAMAN KONSEP PENCAK SILAT
Pertanyaan yang diajukan Kualitas Jawaban
1 2 3 4
1. Bagaimana posisi lutut saat melakukan kuda-kuda depan ?
2. Bagaimana posisi gerakan kaki yang benar pada saatgerak melangkah ?
3. Bagaimana posisi badan yang benar pada saat melakukan kuda-kuda ?
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 12

RPP Lempar Cakram SMP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP/MTs :SMP........................................................................
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VIII(Ganjil)
Standar Kompetensi
Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar
Mempraktikan ko mbinasi teknik da sar salah satu permainan dan olah raga lanjutan dengan baik serta nilai kerjasama , toleransi , percaya diri, keberanian, menghargai lawan,bersedia berbagi tempat dan peralatan **)
Indikator
Psikomotor
• Melakukan teknik dasar memegang cakram, posisi awal melempar, dan gerak ikutan
• Melakukan kombinasi tehnik dasar lempar cakram
• Melakukan lomba melempar lembing dengan peraturan yang dimodifikasi
Kognisi
• Mengetahui bentuk –bentuk kombinas teknik dasar memegang cakram, posisi awal melempar, dan gerak ikutan
Afeksi
• Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok dan berbagi tempat serta peralatan dengan teman
Alokasi Waktu : 2x 2 x 40 menit (2 x pertemuan
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat melakukan teknik dasar memegang cakram, dengan benar
b. Siswa dapat melakukan kombinasi teknik dasar awal melempar, lemparan dan gerak ikutan, dengan benar
c. Siswa dapat melakukan lomba lempar cakram dengan peraturan yang dimodifikasi, dengan benar
C. Materi Pembelajaran
Lempar Cakram Awalan Menyamping
­ Teknik dasar memegang cakram
­ Kombinasi tehnik dasar lempar cakram (memegang cakram, posisi awal melempar, dan gerak ikutan)
­ Lomba melempar cakram dengan peraturan yang dimodifikasi
C. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = penugasan
- Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan teknik dasar awal melempar cakram dan memegang, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Alat menggunakan
gelang-gelang kecil
 Melakukan teknik dasar memegang cakram dan membawa di tempat (berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar memegang cakram dengan satu tangan dan diayun-ayun depan belakang di tempat (berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar melempar cakram dengan satu tangan menghadap arah gerakan (berpasangan/berkelompok)
• Stratagi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
• Lomba menolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi untuk menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan
3 Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan kombinasi teknik dasar awal melempar, lemparan dan gerak ikutan, , dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
 Melakukan teknik dasar melempar cakram menggunakan satu tangan dari posisi menyamping (berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar melempar cakram menggunakan satu tangan dari posisi menyamping formasi berbanjar (berpasangan/berkelompok)
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri
­ bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki target waktu.
­ bagi siswa yang telah berhasil mencapai target sesuai dengan waktu atau lebih cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
• Lomba lempar cakram dengan peraturan yang dimodifikasi untuk menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan
3 Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
E. Sumber Belajar
- Ruang terbuka yang datar dan aman
- Bendera start dan finish
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII, Jakarta : Erlangga
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
D. Penilaian
1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan teknik dasar melempar cakram gaya menyamping
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap (afeksi):
Lakukan teknik dasar lomba lempar cakram gaya menyamping dengan peraturan yang telah dimodifikasi untuk menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
- Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak dalam teknik dasar melempar cakram
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
- Nilai akhir yang diperoleh siswa =
2. Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA TEKNIK DASAR MELEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING
Aspek Yang Dinilai Kualitas Gerak
1 2 3 4
1. Arah gerakan lengan saat melempar cakram ke depan atas
2. Posisi badan saat akan melempar cakram menyamping arah gerakan
3. Pelepasan cakram dari pegangan tangan setelah posisi lengan lurus ke depan atas
4. Posisi badan dibawa ke depan setelah melempar cakram
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM MELEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING
PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )
1. Bekerja sama dengan teman dalam melakukan kegiatan
2. Toleransi/menghargai lawan
3. Percaya diri/keberanian( bersungguh-sungguh dalam bermain)
4. Bersedia berbagi tempat dan peralatan
Jumlah
Jumlah Skor Maksimal = 4
RUBRIK PENILAIAN
PEMAHAMAN KONSEP MELEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING
Pertanyaan yang diajukan Kualitas Jawaban
1 2 3 4
1. Bagaimana bentuk gerakan lengan saat melempar cakram?
2. Bagaimana bentuk gerakan pinggang saat melempar cakram?
3. Bagaimana posisi badan yang benar setelah melempar cakram ?
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 12

RPP Bulutangkis SMP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SMP/MTs : S M P ........................................................................

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Kelas/Semester : VIII(Ganjil)
Standar Kompetensi
Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

Kompetensi Dasar
Mempraktikan ko mbinasi teknik da sar salah satu permainan dan olah raga lanjutan dengan baik serta nilai kerjasama , toleransi , percaya diri, keberanian, menghargai lawan,bersedia berbagi tempat dan peralatan **)
Indikator
Psikomotor

• Melakukan teknik dasar memegang cakram, posisi awal melempar, dan gerak ikutan
• Melakukan kombinasi tehnik dasar lempar cakram
• Melakukan lomba melempar lembing dengan peraturan yang dimodifikasi

Kognisi

• Mengetahui bentuk –bentuk kombinas teknik dasar memegang cakram, posisi awal melempar, dan gerak ikutan

Afeksi

• Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok dan berbagi tempat serta peralatan dengan teman



Alokasi Waktu : 2x 2 x 40 menit (2 x pertemuan )

A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat melakukan teknik dasar memegang cakram, dengan benar
b. Siswa dapat melakukan kombinasi teknik dasar awal melempar, lemparan dan gerak ikutan, dengan benar
c. Siswa dapat melakukan lomba lempar cakram dengan peraturan yang dimodifikasi, dengan benar

C. Materi Pembelajaran
Lempar Cakram Awalan Menyamping
­ Teknik dasar memegang cakram
­ Kombinasi tehnik dasar lempar cakram (memegang cakram, posisi awal melempar, dan gerak ikutan)
­ Lomba melempar cakram dengan peraturan yang dimodifikasi




C. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = penugasan
- Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik


D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan teknik dasar awal melempar cakram dan memegang, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :






Alat menggunakan
gelang-gelang kecil




 Melakukan teknik dasar memegang cakram dan membawa di tempat (berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar memegang cakram dengan satu tangan dan diayun-ayun depan belakang di tempat (berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar melempar cakram dengan satu tangan menghadap arah gerakan (berpasangan/berkelompok)

• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.

• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan

• Lomba menolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi untuk menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan
3 Penutup (20 Menit)

- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)


1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan kombinasi teknik dasar awal melempar, lemparan dan gerak ikutan, , dengan rincian kegiatan sebagai berikut :













 Melakukan teknik dasar melempar cakram menggunakan satu tangan dari posisi menyamping (berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar melempar cakram menggunakan satu tangan dari posisi menyamping formasi berbanjar (berpasangan/berkelompok)
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
­ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
­ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
­ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri
­ bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki target waktu.
­ bagi siswa yang telah berhasil mencapai target sesuai dengan waktu atau lebih cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.

• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
­ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
­ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
­ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
­ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
­ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
• Lomba lempar cakram dengan peraturan yang dimodifikasi untuk menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan















3 Penutup (20 Menit)

- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar

E. Sumber Belajar
- Ruang terbuka yang datar dan aman
- Bendera start dan finish
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII, Jakarta : Erlangga
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

D. Penilaian
1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan teknik dasar melempar cakram gaya menyamping
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap (afeksi):
Lakukan teknik dasar lomba lempar cakram gaya menyamping dengan peraturan yang telah dimodifikasi untuk menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal


- Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak dalam teknik dasar melempar cakram
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4




Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
- Nilai akhir yang diperoleh siswa =




2. Rubrik Penilaian

RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA TEKNIK DASAR MELEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING
Aspek Yang Dinilai Kualitas Gerak
1 2 3 4
1. Arah gerakan lengan saat melempar cakram ke depan atas
2. Posisi badan saat akan melempar cakram menyamping arah gerakan
3. Pelepasan cakram dari pegangan tangan setelah posisi lengan lurus ke depan atas
4. Posisi badan dibawa ke depan setelah melempar cakram

JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16


RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM MELEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING
PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )
1. Bekerja sama dengan teman dalam melakukan kegiatan
2. Toleransi/menghargai lawan
3. Percaya diri/keberanian( bersungguh-sungguh dalam bermain)
4. Bersedia berbagi tempat dan peralatan

Jumlah
Jumlah Skor Maksimal = 4



RUBRIK PENILAIAN
PEMAHAMAN KONSEP MELEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING

Pertanyaan yang diajukan Kualitas Jawaban
1 2 3 4
1. Bagaimana bentuk gerakan lengan saat melempar cakram?
2. Bagaimana bentuk gerakan pinggang saat melempar cakram?
3. Bagaimana posisi badan yang benar setelah melempar cakram ?

JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 12