Pasang Iklan

ads ads ads ads ads ads

Thursday 25 November 2010

GANGGUAN MAKAN PADA ATLET

PENDAHULUAN
Keinginan untuk menang pada atlet menyebabkan banyak atlet menggunakan cara-cara ekstrem yang biasanya tanpa dasar ilmiah dan dapat  membahayakan kinerja olahraga dengan risiko ketidak seimbangan gizi (kekurangan/kelebihan). Mahal dan hanya memberikan efek semu (placebo effect) serta cenderung menimbulkan ketergantungan.

Gangguan makan sering ditemui pada atlet karena mereka terlalu mementingkan berat badan dan berkeinginan sangat keras untuk menang sehingga menjadi obsesi. Penggunaan suplemen gizi terutama vitamin adalah biasa di dunia olahraga. Ada yang menggunakan suplemen rotein, mikronutruen, bahkan ada yuang mencoba menghindari semua lemak atau semua protein hewani.

Faktor-faktor apa yang menyebabkan atlet itu mempunyai gangguan perilaku makan? Biasanya disebabkan :
1.     Nasihat dari pelatih atau orang tua
2.     Ketakutan akan akibat buruk bila tidak dilakukan
3.     Tahyul dan ketidaktahuan gizi
4.     Kebiasaan
5.     Meniru top atlet senior

GANGGUAN MAKAN
Gangguan makan dapat macam-macam tetapi terutama yang merupakan sindroma klinik anorexia nervosa dan bulimia nervosa yang mungkin ditemui dalam dunia olahraga, sedangkan pica dan ruminasi/ regurgitasi makanan tidak merupakan masalah dalam dunia olah raga.

Banyak atlet terutama atlet putri yang mempraktekkan pengongtrolan berat badan secara salah sehingga membahayakan. Biasan;ya hal ini ditemui pada atlet yang penampilannya perlu tampak ramping sangat sedikit tetapi berlatih bayak dan berat sehingga menjadi kurus sekali namun tetap ingin mempertahankan berat badan itu. Cara yang sering digunakan termasuk merangsang muntah, berpuasa, menggunakan diuretika atau obat pencahar. Menurut definisi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders:.

ANOREXIA NERVOSA:
1.     Menolak mempertahankan berat badan minimal yang masih dianggap normal sesuai usia dan tinggi badan.
2.     Sangat takut terhadap kegemukan meskipun berat badannya sudah kurang.
3.     Orangnya mengeluh merasa gemuk meskipun sebenarnya sudah sangat kurus atau merasa bahwa suatu bagian tubuhnya terlihat gemuk.
4.     Pada wanita minimal 3 kali berturut-turut tidak mendapat haid (wanita dianggap amenore bila haidnya hanya timbul setelah diberikan hormon).

Anorexia nervosa terutama ditemui pada wanita (sampai 95%) Mulainya biasanya pada waktu remaja, tetapi dapat pula sampai dewasa muda (usia 30-an). Ada kecenderungan pola keluarga dan mulainya sering berhubungan dengan keadaan stres.

BULIMIA NERVOSA

1.   Pengulangan makan cepat, lahap dan banyak dalam waktu tertentu.
2.   Perasaan kurang dapat mengontrol perilaku makan selama makan dengan lahap dan banyak itu.
3.   Secara teratur orangnya akan memuntahkan kembali makanannya, menggunakan obat pencahar atau diretikum, berdiet ketat atau berpuasa, atau berlatih olahraga secara berat untuk mencegah kenaikan berat badan.
4.   Minimal 2 kali seminggu dan paling sedikit selama 3 bulan makan lahap dan banyak tadi dilakukan.
5.   Evaluasi diri sangat dipengaruhi perhatian berlebihan akan bentuk dan berat badan.

Umumnya orang tersebut makan dan memuntahkannya kembali secara sembunyi-sembunyi. Muntah menghilangkan rasa tidak enak perut sehingga bila mau, dia dapat melanjutkan lagi makannya. Biasanya bulimia mulainya juga pada waktu remaja atau dewasa muda. Orangtuanya sering obese dan pasien bulimia juga sering obese pada waktu remaja. Pasien bulimia dapat muntah 20 kali sehati atau lebih.

AKIBAT KELAINAN PERILAKU MAKAN

Akibat masukan makanan yang kurang adalah antara lain:
-          Defisiensi nutrien seperti anemia gizi
-          Berkurangnya massa otot dan menurunnya fungsi otot
-          Cadangan glikogen menurun.
-          Depresi
-          Toleransi terhadap hawa dingin menurun

Kelainan perilaku makan pada wanita dapat menyebabkan amenore yang dapat mengakibatkan menurunnya densitas tulang dan meningkatnya kelainan mineral tulang, merupakan trias penyakit/kelainan.

Pada atlet pria juga terjadi penekanan produksi hormon testosteron. Penggunaan obat pencahar, obat pengurusan badan, diuretikum, dan muntah-muntah dapat akibatkan gangguan elektrolit dan defisiensi mineral sehingga dapat timbul gangguan jantung dan saluran cerna seperti sembelit dan kembung.

PERTANDA ANOREXIA NERVOSA

1.     Berat badan turun dengan hebat
2.     Pikiran selalu mengenai makanan, kalori dan berat badan
3.     Latihan berat dan tidak mengenal lelah
4.     Perasaan yang berubah-ubah
5.     Menghindari pertemuan dimana disediakan makanan
6.     Tiba-tiba memutuskan untuk tidak makan daging berwarna merah
7.     Mengklasifikasi makanan dalam makanan yang dianggap baik dan makanan yang tidak baik.

Tetapi harus diingat bahwa tanda-tanda itu dapat pula timbul tanpa merupakan pertanda anorexia nervosa.

PERTANDA BULIMIA NERVOSA

1.     Penurunan atau kenaikan berat badan yang berarti
2.     Sangat takut terhadap kenaikan berat badan.
3.     Segera pergi ke kamar mandi setelah selesai makan.
4.     Depresif/perasaan tertekan.
5.     Diet ketat diikuti makan banyak dan lahap.
6.     Sangat kritis terhadap ukuran dan bentuk tubuh.

PENGOBATAN 

Dalam tahap awal gangguan makan, mungkin sebelum haid tidak teratur atau sebelum berat badan turun dengan hebat, pendidikan gizi saja mungkin sudah cukup untuk mencegah manifestasi klinik anorexia nervosa. 

Sebagai pengobatan diperlukan:

-          Pengobatan medik
-          Pengobatan dietetik
-          Pengobatan psikologik
Pada keadaan komplikasi berat atau ada usaha bunuh diri, makan pasien perlu dirawat:
Pada bulimia nervosa diperlukan pendidikan gizi untuk:
1.     Menghilangkan faktor dietetik yang dapat memicu makan banyak dan lahap
2.     Usahakan pola makan normal/biasa.
3.     Ubah sikap abnormal tentang makanan, berat badan dan diet.

BEBERAPA JENIS GANGGUAN MAKAN PADA ATLET.
1.     Vegetarian
Banyak atlet menggunakan diet vegetarian, tak mau menggunakan bahan makanan hewani karena percaya diet vegetarian lebih menyehatkan, memberikan lebih banyak energi dan tidak membuat gemuk. Ada atlet yang berusaha keras untuk tetap langsing seperti misalnya binaragawan, pelari, pesenam, penari dan atlet loncat indah. Umumnya atlet menghindari bahan makanan hewani tetapi tidak menggunakan bahan penggantinya. Boleh dikatakan mereka merupakan vegetarian jenis baru, bukan benar-benar vegetarian.

2.     Terlalu banyak serat
Diet dengan serat sangat tinggi dapat sebabkan diare dan perut kembung dan mungkin sukar untuk memenuhi keperluan akan energi, selain serat dapat merupakan inhibitor untuk menyerapkan mikronutrien.

3.     Menu rendah kalori
Diet rendah kalori itu (sangat rendah) biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan energi dan nutrition lainnya seperti besi, kalsium dan seng. Masukan energi yang rendah itu dapat pula mengakibatkan hilangnya kebugaran dan kinerja latihan. Hilangnya berat badan yang cepat pada diet rendah kalori disebabkan oleh menurunnya cadangan glikogen, hilangnya cairan dan hilangnya massa otot oleh glukoneogenesis.
Dengan demikian maka timbul risiko untuk turunnya kinerja disebabkan oleh cadangan energi yang tak cukup dan dalam jangka panjang akan terjadi penurunan kekuatan otot dan endurance akibat penurunan massa otot. Setelah beberapa waktu berat badan mungkin tidak turun lagi tetapi mungkin telah terjadi perubahan komposisi tubuh.

4.     Mencampurkan bahan makanan
Ada kepercayaan yang beranggapan bahwa karbohidrat dan protein tidak dapat dicerna bersamaan sehingga tak boleh dimakan pada saat ;yang sama. Juga bahwa buah tak boleh dimakan bersama-sama dengan bahan makanan lainnya dan bahwa buah hanya boleh dimakan antara jam 4 pagi sampai tengah hari yaitu waktu yang dianggap untuk pembersihan tubuh.

Teori ini sebenarnya tak ada dasar ilmiahnya. Tetapi aplikasi teori ini berhasil karena banyaknya pantangan makanan sehingga masukan keseluruhannya, terutama lemak sangat rendah sehingga terjadi penurunan berat badan. Tetapi selain itu juga masukan besa, kalsium seng kurang dan pada atlet pantangan itu dapat pula mengakibatkan kekurangan karbohidrat dan protein.

5.     Mencampurkan bahan makanan
Pada diet ini hanya diperbolehkan makan buah  dan kacang-kacangan pada tahap pembersihan butuh yaitu dari jam 4 pagi sampai tengah hari.

6.     Mencampurkan bahan makanan
Biasanya produk ini digunakan terutama oleh orang yang ingin menurunkan berat badan dan atlet yang ingin meningkatkan massa otot, menurunkan lemak tubuh atau umumnya meningkatkan kekuatan dan kinerja olahraga. Tentang jamu itu dikatakan sebagai pembersih darah dan untuk mengobati alergi
Banyak jamu itu mengandung diuretika dan obat pencahar. Sebenarnya bahan-bahan itu tak boleh digunakan atlet karena akan menyebabkan dehidrasi yang justru akan menurunkan kinerja olahraga.
1.     Diet pengurusan : beberapa contoh


Diet

Features
Rating out of 10
Israeli Army Diet
2 days chicken
2 days cheese
2 days salad
2 days apples
0
Egg Diet
Hard boiled (some versions use raw) eggs supposedly increas metabolic rate
0
Drinking Man’s Diet
High-protein, low-carbohydrate, no beer but other alcohol allowed
0
Dr. Atkin’ Super Energy
Low-carbohydrate., high protein, high-fat
0
Beverly Hills Diet
Elaborate 3.- week menu, mostly only 1 food allowed per day
0
Negative Calories
Mail-order book with 19 foods to ‘make you lose weight’
0
Grapefruit Diet (orange/ other citrus)
Citrus supposed to contain a product which breaks down body fat
1
Fit for Life
Fruit only until midday, then no proteins & carbohydrates may be combined. No food allowed after 8 pm.
1
Complete Scarsdale Medical Diet
Low-carbohydrate, low-fat, high protein.

1
Hip and Thigh Diet
Similar to weight Watchers b;ut with more alcohol, less fat.
7
Rotation Diet
Altering strict diet (2500 kJ), with higher levels (5000 kJ) over a 3 – week period
7
Complete F-plan Diet
High-carbohydrate, emphasis on high fiber
8
Pritkin Program
Very strict low-fat salt, no sugar, alcohol or caffeine, high complex carbohydrate, high fiber
9
Pritkin Maximum Weight Loss
Stricter version with limited protein, fruit and grains
4
Weight off Your Mind
Written by a psychologist. Features ways to change eating habits and avioid eating disorders
10

KESIMPULAN
1.     Dalam menghadapi atlet harus diketahui bahwa diantara atlet dengan kelainan perilaku atau gangguan makan sering dijumpai vegetarian semu karena mereka bukan merupakan vegetarian benar berdasarkan agama. Jadi perlu diperiksa dan diketahui rasionalnya termasuk kepercayaan akan berbagai makanan untuk dapat memahami perilaku makannya yang salah. Penilaian berdasarkan DSM-III-R (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) dapat sangat bermanfaat untuk mendiagnosa gangguan makan yang tersembunyi.
2.     Paling sukar adalah bila atletnya tidak mau menyadari keadaannya, pelatih tetap mau pertahankan berat badan yang rendah, atau bila berat badan sudah sangat rendah dan sudah ada efek sampingnya mis. Amenore. Mungkin kerjasama dengan psikolog diperlukan dalam penanganan kasus.
3.     Pengetahuan tentang kerugian pola makan yang tidak adekuat dan berat badan/lemak tubuh yang tidak sesuai mungkin perlu diberikan juga kepada para orang tua dan pelatih:
-          Berat badan yang hilang terutama karena hilangnya jaringan otot
-          Latihan tidak akan memberikan efek dengan massa otot yang rendah
-          Cukup karbohidrat diperlukan untuk cadangan glikogen otot; masukan  yang tidak cuku akan membatasi hasil latihan
-          Gangguan makan dapat mengakibatkan amenore dan meningkatkan risiko hilangnya massa tulang dan timbulnya stress fracture.
4.     Dalam menilai perilaku makan dapat digunakan DSM-III-R. Selain itu dapat pula diusahakan agar atlet yang telah didiagnosa menderita gangguan makan dapat bertemu dengan atlet yang mempunyai pola dan kebiasaan makan yang baik untuk menghilangkan kebingunan dan meyakinkan atlet nasihat yang mana yang benar.
5.     Dalam memberikan pendidikan gizi perlu pula si pendidik menyadari bahwa sering atlet menggunakan suplemen makanan yang  dianggap menyehatkan dan dapat meningkatkan kinerja olahraga.

PUSTAKA RUJUKAN
1.     Read RSD (1997), Eating disorders. Dalam : Wahlqvist M L (Edit), Food and Nujtrition, Australia, Asian and the Pacific, Allen & Unwin, Sydney. Hal 366 – 372
2.     Slanton R. (1994), Dietary extermism and eating disorders in athletes. Dalam: Burke L and Deakin V (Edit), McGrow – Hill Book Co, Sydnys, Hal 285 – 306.
3.     Wilmore J.H: Eating Weight disorders in the female athlete, Internal. J. Sport Nutrition, 1 (2) June 1991.

No comments:

Post a Comment