Pasang Iklan

ads ads ads ads ads ads

Sunday, 8 May 2011

Teori, Faktor dan Metode Habibie (Teknologi Pesawat Terbang)

Kenyataannya negeri ini masih membutuhkan orang-orang besar. Orang-orang yang sanggup mengubah keadaan dan mengangkat harkat negeri ini dari dasar jurang ke puncak kejayaan. Orang-orang yang mengerahkan daya upaya dan pikirannya  untuk kemakmuran bangsa. Meskipun mereka jumlahnya relatif sangat sedikit, namun keperkasaan pengaruhnya sanggup dirasakan tidak hanya dari Sabang sampai Merauke bahkan menjalar ke seluruh dunia.

Karena itu, sungguh ironis bila mereka pada akhirnya tidak operasional di negeri sendiri. Inilah Tokoh yg terlupakan yang begitu besar jasanya di dunia namun tokoh ini tidak dihargai di negeri sendiri dan lebih memilih mengabdi di negeri orang akibat ulah rekan-rekannya yang licin bak belut dalam hal mengelabui rakyat dan haus akan kekuasaan belaka

Itulah yang dialami BJ Habibie. Ketika usia telah merambah tua, menapaki sisa-sisa waktu produktifnya, rintangan masih bergulung besar yang menghalanginya memenuhi harapan rakyat. Kerinduan rakyat terhadap karyanya pun seolah memang ditakdirkan untuk tidak terjadi lagi.

Ingin tahu kenapa dunia begitu menghargai Habibie? Dan rakyat Indonesia bersabar menahan kerinduannya? Yang bahkan ketika ada seorang anak bangsa bekerja di luar negeri dan mengaku sebagai murid Habibie, orang bule pun segera segan kepadanya?  Kurang lebih seperti inilah dunia melihatnya.....

Kulit luarnya bisa saja terlihat halus mulus tanpa cacat. Tapi siapa tahu, sisi dalamnya keropos. Ketidakpastian inilah yang dihadapi industri pesawat terbang sampai 40 tahun lalu. Pemakai dan produsen sama-sama tidak tahu persis, sejauh mana bodi pesawat terbang masih andal dioperasikan. Akibatnya memang bisa fatal. Pada awal 1960-an, musibah pesawat terbang masih sering terjadi karena kerusakan konstruksi yang tak terdeteksi. Kelelahan (fatique) pada bodi masih sulit dideteksi dengan keterbatasan perkakas. Belum ada pemindai dengan sensor laser yang didukung unit pengolah data komputer, untuk mengatasi persoalan rawan ini.

Titik rawan kelelahan ini biasanya pada sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang atau antara sayap dan dudukan mesin. Elemen inilah yang mengalami guncangan keras dan terus-menerus, baik ketika tubuhnya lepas landas maupun mendarat. Ketika lepas landas, sambungannya menerima tekanan udara (uplift) yang besar. Ketika menyentuh landasan, bagian ini pula yang menanggung empasan tubuh pesawat. Kelelahan logam pun terjadi, dan itu awal dari keretakan (crack).

Titik rambat, yang kadang mulai dari ukuran 0,005 milimeter itu terus merambat. Semakin hari kian memanjang dan bercabang-cabang. Kalau tidak terdeteksi, taruhannya mahal, karena sayap bisa sontak patah saat pesawat tinggal landas. Dunia penerbangan tentu amat peduli, apalagi saat itu pula mesin-mesin pesawat mulai berganti dari propeller ke jet. Potensi fatique makin besar.

Pada saat itulah muncul anak muda jenius yang mencoba menawarkan solusi. Usianya baru 32 tahun. Postur tubuhnya kecil namun pembawaannya sangat enerjik. Dialah Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie, laki-laki kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936.

Habibie-lah yang kemudian menemukan bagaimana rambatan titik crack itu bekerja. Perhitungannya sungguh rinci, sampai pada hitungan atomnya. Oleh dunia penerbangan, teori Habibie ini lantas dinamakan crack progression. Dari sinilah Habibie mendapat julukan sebagai Mr. Crack. Tentunya teori ini membuat pesawat lebih aman. Tidak saja bisa menghindari risiko pesawat jatuh, tetapi juga membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah.

Sebelum titik crack bisa dideteksi secara dini, para insinyur mengantispasi kemungkinan muncul keretakan konstruksi dengan cara meninggikan faktor keselamatannya (SF). Caranya, meningkatkan kekuatan bahan konstruksi jauh di atas angka kebutuhan teoritisnya. Akibatnya, material yang diperlukan lebih berat. Untuk pesawat terbang, material aluminium dikombinasikan dengan baja. Namun setelah titik crack bisa dihitung maka derajat SF bisa diturunkan. Misalnya dengan memilih campuran material sayap dan badan pesawat yang lebih ringan. Porsi baja dikurangi, aluminium makin dominan dalam bodi pesawat terbang. Dalam dunia penerbangan, terobosan ini tersohor dengan sebutan Faktor Habibie.

Faktor Habibie bisa meringankan operating empty weight (bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar) hingga 10% dari bobot sebelumnya. Bahkan angka penurunan ini bisa mencapai 25% setelah Habibie menyusupkan material komposit ke dalam tubuh pesawat. Namun pengurangan berat ini tak membuat maksimum take off weight-nya (total bobot pesawat ditambah penumpang dan bahan bakar) ikut merosot. Dengan begitu, secara umum daya angkut pesawat meningkat dan daya jelajahnya makin jauh. Sehingga secara ekonomi, kinerja pesawat bisa ditingkatkan.

Faktor Habibie ternyata juga berperan dalam pengembangan teknologi penggabungan bagian per bagian kerangka pesawat. Sehingga sambungan badan pesawat yang silinder dengan sisi sayap yang oval mampu menahan tekanan udara saat tubuh pesawat lepas landas. Begitu juga pada sambungan badan pesawat dengan landing gear jauh lebih kokoh, sehingga mampu menahan beban saat pesawat mendarat. Faktor mesin jet yang menjadi penambah potensi fatique menjadi turun.

Riwayat keilmuan Habibie dimulai ketika ia mendapat beasiswa dari pemerintah untuk belajar di Technische Hochschule Die Facultaet Fue Maschinenwesen, Aachen, Jerman, pada 1956. Selama setahun sebelumnya, Habibie tercatat sebagai mahasiswa ITB. Setelah mengantongi gelar diploma ingenieur jurusan konstruksi pesawat terbang, tahun 1960, sambil melanjutkan kuliahnya, ia menjadi asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Konstruksi Ringan di kampusnya.

Otak Habibie makin kelihatan encer kala gelar doctor ingenieur-nya disabet dengan predikat suma cum laude pada 1965. Rata-rata nilai mata kuliahnya 10. Presatsi ini membuatnya dipercaya jadi Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di Hamburger Flugzeugbau (HFB). Tugas utamanya adalah memecahkan persoalan kestabilan konstruksi bagian belakang pesawat Fokker 28. Luar biasa, hanya dalam kurun waktu enam bulan, masalah itu terpecahkan oleh Habibie.

Ia meraih kepercayaan lebih bergengsi, yakni mendesain utuh sebuah pesawat baru. Satu diantara buah karyanya adalah prototipe DO-31, pesawat baling-baling tetap pertama yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertikal, yang dikembangkan HFB bersama industri Donier. Rancangan ini lalu dibeli oleh Badan Penerbangan dan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA).

Habibie hanya sampai tahun 1969 saja di HFB, karena dilirik oleh Messerschmitt Boelkow Blohm Gmbh (MBB), industri pesawat terbesar yang bermarkas di Hamburg. Di tempat yang baru ini, karier Habibie meroket. Jabatan Vice President/Direktur Teknologi MBB disabetnya tahun 1974. Hanya Habibie-lah, orang diluar kebangsaan Jerman yang mampu menduduki posisi kedua tertinggi itu.

Di tempat ini pula Habibie menyusun rumusan asli di bidang termodinamika, konstruksi ringan, aerodinamika dan crack progression. Dalam literatur ilmu penerbangan, temuan-temuan Habibie ini lantas dikenal dengan nama Teori Habibie, Faktor Habibie dan Metode Habibie. Paten dari semua temuan itu telah diakui dan dipakai oleh dunia penerbangan internasional.

Pesawat Airbus A-300 yang diproduksi konsorsium Eropa (European Aeronautic Defence and Space) tak lepas dari sentuhan Habibie. Maklumlah dalam konsorsium ini tergabung Daimler, produsen Mercedes-Benz yang mengakuisisi MBB. Sehingga Habibie berhak atas royalti dari teknologi yang dipakai dalam kendaraan udara berbadan lebar itu. Selain dari Airbus, Habibie juga mendapat royalti dari produsen-produsen roket di banyak negara, yang banyak menggunakan teknologi konstruksi ringannya.

Tahun 1978, Habibie dipanggil pulang ke Tanah Air oleh Presiden Soeharto dan sejak itu kemudian berkiprah dalam upaya pengembangan teknologi kedirgantaraan di Indonesia, Hasilnya antara lain pesawat terbang pertama buatan Indonesia CN-235 dan N-250.

Prestasi keilmuan Habibie mendapat pengakuan di dunia internasional. Ia menjadi anggota kehormatan berbagai lembaga di bidang dirgantara. Antara lain di Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat). Sedangkan dalam bentuk penghargaan, Habibie menerima Award von Karman (1992) yang di bidang kedirgantaraan boleh dibilang gengsinya hampir setara dengan Hadiah Nobel. Dan dua tahun kemudian menerima penghargaan yang tak kalah bergengsi, yakni Edward Warner Award. (Hidayat Gunadi, Hatim Ilwan).

Terima kasih Pak Habibie,engkau telah mengharumkan bangsa Indonesia di dunia internasional meskipun engkau merupakan korban dari elit-elit politik yang haus akan kekuasaan semata. Hormatku dari pria yang selalu mengagumimu.

Sumber :  www.penemuan.com

Saturday, 7 May 2011

Manfaat Olahraga

Tahukah anda olahraga bukan sekedar latihan tubuh. Olahraga juga melatih kemampuan lain, seperti bersosialisasi dan kesiapan mental untuk memenangkan arena kehidupan.

Sepak bola
Gerakkan seperti berlari kencang, melakukan maneuver, hingga mengantisipasi gerakan pemain adalah kemamuan atletik yang akan tersimpan dalam system saraf. Kemampuan kerjasama dalam tim pun terpupuk melalui olahraga ini.

Renang
Renanng juga efektif dalam melatikh kemampuan mengatur reflex dan kekuatan tubuh yang diperlukan untuk melakukan sesuatu. Selain itu renang juga dapat melatih keberanian menghadapi tantangan tanpa rasa takut.

Bulutangkis
Jenis olahraga ini mengasah kemampuan berpikir, berstrategi, pantang menyerah dan kegigihan dalam menghadapi serta antisipiasi reaksi lawan setiap gerakan yang dilakukan.

Bela diri
Latihan bela diri mengasah kemampuan mental dan emosional, karena mengajarkan kesabaran dan berbesar hati dalam menghadapi setiap kekalahan.

Pastikan bukan hanya perlengkapan olahraganya saja yang mendukung melainkan nutrisi yang akan diserap selama olahraga seperti susu dan lain-lain.

Sumber : http://id.shvoong.com

Rajin Olahraga Terbukti Meningkatkan Mood

Berolahraga untuk membakar lemak tak hanya baik bagi kesehatan tubuh tetapi juga baik untuk pikiran. Menurut sebuah studi, olahraga yang intensif bisa meningkatkan mood atau suasana hati, sedangkan olahraga yang tingkatnya biasa-biasa saja tidak dapatmeningkatkan mood

Peneliti dari Departemen Gerak Badan dan Ilmu Olahraga Universitas Manchester Metropolitan, Inggris meneliti pengaruh olahraga. Mereka meneliti 11 orang yang diminta olah raga jalan kaki selama 20 menit. Mereka dibagi dalam dua kelompok, satu diminta melakukannya secara intensif dan satu kelompok lainnya diminta melakukannya secara biasa-biasa saja.

Para peneliti menemukan, para partisipan yang melakukan olahraga secara biasa-biasa saja, tidak menunjukkan perubahan suasana hati. Sementara mereka yang melakukan olahraga lebih berat, hingga bernafas dengan berat, suasana hatinya lebih positif. 

"Hasil penelitian ini menunjukkan olahraga intensif memberikan efek perasaan positif," kata Nickolas Smith, salah satu peneliti, yang dikutip oleh harian The Telegraph, Rabu 4 Mei 2011.
 
Para psikiater meyakini suasana hati yang baik dapat muncul setelah olahraga berat. Fenomena ini dipicu terlepasnya endorphins, yakni semacam syaraf pemancar di otak yang membantu meredakan sakit.

Sumber : www.tempointeraktif.com

Mengapa Kelelawar Bersembunyi Saat Hujan?

Beberapa jenis kelelawar tetap mampu terbang di kondisi gerimis ringan. Namun saat hujan semakin lebat, mereka segera mencari tempat perlindungan. Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Biology Letters mengungkapkan alasan mengapa kelelawar melakukan itu.

Ternyata, kelelawar harus berusaha lebih keras agar bisa terbang ketika bulu-bulu dan sayap mereka basah.

Dalam serangkaian penelitian yang dilakukan di Costa Rica, peneliti mempelajari perilaku kelelawar Sowell (Carollia sowelli) berekor pendek, spesies kelelawar dari keluarga Phyllostomidae yang umum ditemukan di sekitar Meksiko, Amerika tengah, sampai ke Panama saat mereka terbang di penangkaran berukuran luas.

Dikutip dari Science Now, sesekali peneliti membasahi kelelawar-kelelawar itu dengan air ledeng, kadang membiarkan kelelawar tersebut terbang berbasah-basah di bawah curah air hujan.

Dari penelitian terungkap bahwa kelelawar itu menggunakan energi dua kali lipat lebih besar saat mereka terbang dalam kondisi basah dibandingkan dengan jika mereka terbang dalam kondisi kering.

Terbang pada kondisi hujan juga tidak berbeda. Ini menghapuskan dugaan adanya masalah mekanik yang diakibatkan oleh tetesan air hujan yang jatuh di sayap mereka ataupun beratnya tetesan air yang harus mereka tanggung.

Menurut peneliti, kelelawar basah, sama seperti mamalia lain yang tengah basah, merasa kedinginan. Untuk itu, mereka perlu bekerja lebih keras agar tubuh mereka tetap hangat.

Selain itu, dengan banyaknya air membasahi bulu dan melembabkan sayap mereka, kondisi basah kuyup juga tentunya membuat kelelawar menjadi tidak aerodinamik untuk mengudara.

Sumber : www.apakabardunia.com

Pahatan Patung Kayu yang Indah dan Menakjubkan di Tengah Hutan

Pohon Noble merupakan bahan favorit untuk banyak pekerjaan mematung. Penyihir, Peri hutan, Mogli dan masih banyak lagi makhluk dongeng lainnya yang tinggal di hutan. Mereka dipahat dengan sangat indahnya, sehingga terlihat seperti hidup.

Bagaimana ya jika kita tersesat di hutan dan berhadapan dengan mereka di tengah-tengah rimbunnya hutan? Nah berikut ini adalah beberapa hasil karya pahatan patung kayu yang menakjubkan itu.
























Bukti-Bukti Kehidupan Awal Bumi Ada di Bulan

Mengetahui bagaimana kehidupan dimulai di planet Bumi adalah salah satu target utama ilmu pengetahuan. Sejumlah peneliti asal Inggris memiliki teori baru. Mereka yakin kunci untuk mengetahui misteri bentuk kehidupan awal di Bumi justru berada di bulan.

Peneliti menyebutkan, batu-batuan yang berasal dari planet Bumi terlempar ke bulan saat asteroid membombardir Bumi dan inner planet (planet paling dekat dengan Matahari) lainnya.

Sebagai informasi, sekitar 4 miliar tahun lalu, terjadi fenomena hujan meteor yang disebut sebagai Late Heavy Bombardment. Ketika itu, planet Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dihujani oleh ribuan asteroid dan meteorit yang menghantam permukaan planet.

Fenomena sangat mengerikan yang berlangsung selama 300 juta tahun itu memiliki efek beragam pada planet-planet yang ketika itu masih muda, salah satunya adalah pelontaran miliaran ton material dari permukaan planet ke luar angkasa.

Pada kasus Bumi, sebagian material itu kemungkinan berhasil tiba di Bulan. Hipotesis ini sangat masuk akal, mengingat di kutub selatan Bumi pernah dijumpai meteorit yang terbukti berasal dari planet Mars.

Untuk itu, sangatlah mungkin berasumsi bahwa planet-planet terdalam saling bertukar material saat Late Heavy Bombardment. Demikian pula dengan Bumi dan Bulan yang juga saling bertukaran material.

Menurut sejumlah pakar dari University of London Birkbeck College School of Earth Sciences, material milik Bumi itu telah mendarat di Bulan dengan mulus sehingga memungkinkan tanda-tanda biologis tetap tersimpan dengan baik.

Dikutip dari Softpedia, tim peneliti yang diketuai oleh Ian Crawford dan Emily Baldwin menyebutkan, tanda-tanda biologi itu justru tidak akan mampu bertahan di Bumi karena besarnya dampak tumbukan meteor, erosi akibat angin dan hujan, aktivitas volkanik, gempa bumi, dan penguasaan habitat oleh spesies makhluk hidup lain.

Dalam sejumlah simulasi komputer, tim peneliti menunjukkan sebongkah material yang terpental ke arah Bulan akibat tumbukan asteroid pada bumi akan mendarat di permukaan Bulan dengan kecepatan 2,5 kilometer per detik atau kurang. Dengan temperatur yang ada di Bulan, tidak ada bagian dari material itu yang mendekati tekanan puncak yang mengakibatkan material itu meleleh.

Sayangnya, teori baru ini belum bisa dibuktikan secara ilmiah sampai manusia kembali pergi ke Bulan, mengumpulkan sampel bebatuan dari sejumlah lokasi, dan membawa pulang ke Bumi untuk dianalisa secara mendalam. Namun, melakukan penelitian seperti itu akan memberikan kita pengetahuan yang luar biasa akan sejarah kehidupan di planet Bumi.

Sumber : www.apakabardunia.com

Wednesday, 4 May 2011

4 Jenis Olahraga Bagi Penderita Kanker

Penderita kanker biasanya menjalani perrawatan kemoterapi dan terapi radiasi. Keletihan sering kali melanda setelah mereka menjalankan perawatan tersebut. Namun menurut Josie Gardiner, pelatih fisik khusus penderita kanker dari Amerika Serikat, latihan fisik juga diperlukan bagi para penderita kanker.

Berikut beberapa jenis olahraga yang menurut Gardiner sangat cocok bagi penderita kanker, seperti yang dikutip dari Fox News dalam (yahooo.com)

1. Aerobik
Latihan kardio pasti menjadi salah satu bagian dari berlatih aerobik, yang memungkinkan seseorang membakar kalori sebanyak-banyaknya. Mengurangi kalori juga merupakan salah satu pencegahan penyebaran kanker. Selain itu latihan kardio juga membuat fisik seseorang semakin kuat dan tangguh.

2. Latihan beban
Kemoterapi dan terapi radiasi berakibat pada kerapuhan tulang, terutama bagi wanita. Untuk itu latihan angkat beban ringan menjadi sangat penting. Hal ini dapat membuat tulang dan otot kembali kuat.

3. Latihan keseimbangan

Terapi dan perawatan penderita kanker biasanya memengaruhi masa tubuhnya seperti berkurangnya massa tulang. Oleh karena itu, para penderita kanker perlu melatih keseimbangan tubuhnya dengan rutin, untuk performa kesehatan yang lebih baik.

4. Melenturkan tubuh
Beberapa penderita kanker yang telah menjalani operasi biasanya mengalami nyeri di bagian bekas operasi. Untuk itu mereka tak bisa memilih olahraga yang terlalu berat. Untuk mereka yang berada di dalam kondisi ini, Gardiner menyarankan olah raga yang bisa melatih kelenturan tubuh seperti yoga.

Sumber : www.yahoo.com

Monday, 2 May 2011

Tanaberu, Negeri Perajin Perahu

Anda yang mencintai laut tentu senang mengarunginya dengan perahu. Di Sulawesi Selatan, sekitar 150 km (lima jam perjalanan darat) ke selatan kota Makassar, terdapat sebuah desa pantai yang penduduknya terkenal piawai membuat perahu. Namanya Tanaberu.
Desa yang terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Bulukumba ini dijuluki “Butta Panrita Lopi” atau Negeri Perajin Perahu. Yang dibuat di sini adalah pinisi, perahu tradisional Bugis Makassar yang terkenal telah melayari samudera sejak dulu kala.

Penduduk Tanaberu turun-temurun mewarisi keahlian membuat pinisi dari nenek moyang mereka. Alkisah, di awal abad ke-14, Putra Mahkota Kerajaan Luwu yang legendaris, Sawerigading, berlayar ke negeri Tiongkok untuk meminang Putri We Cudai. Dalam pelayaran pulang, kapalnya diamuk badai lalu karam setelah terbelah tiga di perairan Bulukumba.

Pecahan-pecahan kapal yang terdampar di desa Ara, Tanaberu dan Lemo-lemo kemudian dirakit kembali oleh warga tiga desa itu menjadi perahu yang disebut pinisi. Warga desa percaya, itulah tuntunan Sawerigading kepada mereka untuk menjadi perajin perahu.
Sejak itu, masyarakat tiga desa ini (terutama Tanaberu dan Ara) kemudian menekuni pembuatan perahu pinisi. Tata cara pembuatan pinisi menjadi baku dan berdisiplin tinggi. Semua tahapan memiliki ritual tersendiri serta dikerjakan secara tradisional. Para perajin perahu bekerja berdasarkan naluri belaka tanpa gambar rancangan kapal.

Pembuatan pinisi selalu diawali dengan ritual upacara yang dipimpin Pandita Lopi, tokoh adat yang juga perajin perahu. Upacara itu meliputi peletakan balok lunas yang mengarah ke timur laut, lalu balok lunas yang mengarah ke barat laut. Perahu dibuat dari kayu jenis Bitti, Katonde dan Welengreng yang kuat dan tahan air. Uniknya, penebangan pohon sebagai bahan perahu hanya dapat dilakukan pada tanggal 5 dan 7 setiap bulannya — dua tanggal baik yang dianggap sebagai hari-hari murah rezeki bagi penduduk Bonto Bahari.
Pembuatan perahu pinisi dipimpin oleh punggawa (kepala tukang) dengan bantuan oleh sawi (tukang) dan para calon sawi. Ada pula upacara pemasangan papan pengapit lunas yang disebut Kalebiseang yang berjumlah 126 lembar. Setelah itu dilanjutkan dengan Anjerreki, upacara memperkuat lunas, dilanjutkan dengan pemasangan bagian buritan dan kemudi bawah.

Setelah papan perahu kuat, sekujur tubuh pinisi kemudian didempul dengan bahan campuran kapur dan minyak kelapa. Satu perahu bisa menghabiskan 20 kilogram adonan dempul. Badan perahu yang telah didempul itu kemudian dihaluskan dengan kulit pepaya.

Setelah badan dan kerangka perahu tuntas, barulah dipasang tiang dan layar. Pinisi memiliki dua tiang utama dengan tujuh helai layar. Pada umumnya perahu ini berukuran kecil dengan daya angkut 20-30 ton dengan panjang 10-15 m.

Kendati dibangun dengan teknik yang sangat tradisional, pinisi terkenal presisi dan indah. Para perajin pinisi di Tanaberu dikenal sampai ke mancanegara. Sebagian besar pemesan berasal dari luar negeri, terutama Eropa, Amerika dan Kanada, Afrika, Malaysia dan Singapura.

Muslim, salah seorang juragan pembuatan perahu, mengatakan, biasanya mereka mendapat pesanan dengan aneka penambahan terutama interior dan teknologi — seperti pesanan seorang warga Perancis yang ingin memajang pinisi di museum bahari di Paris. Sementara itu, Haji Jafar, perajin pinisi, membuat perahu wisata berbobot 100 ton berdasarkan pesanan dari Belanda dan Singapura.

Perahu pinisi menjadi buah bibir dunia berkat ekspedisi Pinisi Nusantara yang melakukan pelayaran bersejarah dari dermaga Muara Baru, Jakarta, menyeberangi Samudera Pasifik menuju Vancouver, Kanada.
Bertolak pada 9 Juli 1986 dan dipimpin Capt. Gita Ardjakusuma, Pinisi Nusantara berhasil mengatasi rintangan berupa ombak besar dan badai di perjalanan. Setelah berlayar 68 hari, pinisi dengan panjang 37 m dan bobot 120 ton ini pun berhasil berlabuh di Vancouver — menempuh jarak lebih dari 10,000 mil laut.
Setelah pelayaran Pinisi Nusantara, terdapat pula beberapa ekspedisi pelayaran melintasi samudera dengan rute berbeda oleh pinisi-pinisi buatan perajin perahu Tanaberu.

Sumber : www.yahoo.com